Sebagai wakil Kecamatan Sukolilo dalam lomba urban farming 2016 yang diselenggarakan oleh Bambusa Forest Indonesia ( Bafi ) Surabaya dan Dinas Pertanian Kota Surabaya, tentu punya beban yang tidak ringan bahkan boleh dibilang sangat berat mengingat selama ini kami fokus mengerjakan budidaya jamur tiram dan lele juga menjalankan dan membesarkan Usaha Kecil Menengah Elok Mekar Sari. Berhubung kelompok tani yang lain di Kecamatan Sukolilo yang setiap hari bekerja disawah dan biasa bergelut dengan tanaman berhalangan maka Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang diharapkan Penyuluh Pertanian Kecamatan Sukolilo, yaitu Bu Nani Sri Hestuti, A. Pi untuk siap menggantikan. Dengan suara lantang dan bergema, anggota Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang hadir di pertemuan kelompok saat itu mengatakan bersedia mengikuti lomba dengan segala konsekuensinya.
Lomba Urban Farming 2016 ini, ada beberapa syarat dan langkah - langkah yang harus kami lakukan, diantaranya : mengikuti pelatihan urban farming di Dinas Pertanian Kota Surabaya dengan narasumber dari Bafi Surabaya. Pelatihan ini diikuti 6 orang dari masing - masing kecamatan dan total 31 kecamatan di Kota Surabaya yang mengirimkan wakilnya. Materinya yaitu mulai cara mengolah media tanam sampai cara menanam yang benar dan selanjutnya kami harus mencoba dirumah dengan langkah - langkah menanam sesuai petunjuk yang telah diberikan narasumber. Kami mendapat bantuan media tanam, benih sawi, bunga kol dan cabe rawit, polibag, nutrisi cair, air kencing sapi yang bunting, tray untuk persemaian.
Saya senang banyak anggota kelompok yang ikut pelatihan dan berarti semua akan menanam benih yang sudah dibagikan terutama sawi karena akan dilombakan hingga akhirnya saya berani coba - coba menanam benih sawi jenis lain. Seiring berjalannya waktu, kamipun akan kedatangan tim juri ke lapangan yang akan melihat dan menilai perkembangan tanaman sawi kami. Dan yang membuat saya langsung panik tak karuan karena tanaman sawi yang benihnya dari Bafi Surabaya dan sudah ditanam anggota kelompok tidak berhasil tumbuh sampai besar dengan berbagai sebab sedangkan sawi yang saya tanam sudah besar dan daunnya banyak. Saat penjurian tiba, tim juri yang juga narasumber kami ketika pelatihan urban farming 2016 di Dinas Pertanian Kota Surabaya langsung mengetahui yang dihadapannya bukan sawi yang disarankan ditanam yaitu sawi sendok bukan jenis sawi yang bertangkai kecil panjang. Setelah saya ceritakan alasan saya menanam sawi diluar ketentuan karena saya begitu percaya dan yakin anggota kelompok bisa berhasil menanam sawi sesuai benih yang dianjurkan dan ternyata disinilah kesalahan saya karena saya terlalu percaya pada orang lain juga terlalu berani menyimpang dari ketentuan yang disyaratkan lomba. Seandainya saya ikut menanam benih sawi seperti yang disarankan saat itu, tentu hasilnya tidak kalah dengan kelompok lain dan sekarang saya harus mulai menanam sawi lagi dari awal untuk penilaian lomba selanjutnya.
Melihat semangat kelompok untuk belajar menanam sangat menggebu, salah seorang tim juri yaitu Bapak Ir. Hudiyono yang juga dosen Technopreneurship Universitas Bhayangkara Surabaya akan memberikan pelatihan menanam, budidaya lele dan pemasaran pada saat pertemuan Kelompok Tani Elok Mekar Sari akhir bulan ini,
Suasana Mendebarkan Saat Penjurian Cara Menanam Sawi yang Benar
Suasana Mendebarkan Saat Penjurian Cara Menanam Sawi yang Benar
Berbagai Ekspresi Serius Tim Juri
Dan Inilah Hasil Benih Sawi yang Tidak Sesuai Kriteria Lomba
Mencicipi Produk Kelompok Tani Elok Mekar Sari : Sate Jamur, Tahu Bakso dan Kunyit Asem
Ketika Acara Telah Usai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar