laman

Selasa, 29 Oktober 2013

Pelatihan Dinas Perikanan Dan Kelautan Prov. Jatim

           Berbekal bondho nekat, akhirnya saya menyanggupi Bu Nani ( Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Sukolilo ) untuk berangkat pelatihan sendiri di LPPMHP Surabaya yaitu Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengendalian Dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang berkantor di Pagesangan untuk mengikuti kegiatan Introduksi Hasil Pengembangan Teknologi Olahan Berbasis Pangasius dan Jelly Fish Product. Biasanya kami mengikuti pelatihan berkelompok atau minimal 2 orang yang berangkat, tapi kali ini hanya diminta satu orang saja sehingga terasa ada sesuatu yang kurang dan hilang, beda kalau full team pasti lebih seru dan ramai. Memang saya sudah terbiasa ke Dinas Pertanian Kota Surabaya yang juga terletak di Pagesangan tapi baru kali ini ke LPPMHP, bisa dibilang pengalaman pertama. Dengan naik sepeda motor saya berangkat, tentu saja disertai hati yang berdebar - debar tak menentu, di sepanjang jalan yang super ramai begini, saya benar - benar terharu sampai tak terasa butiran air mata sudah membasahi pipi, membayangkan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ibu - ibu Kelompok Tani Elok Mekar Sari ketika mereka harus menerobos keramaian kota untuk menimba ilmu dan ketrampilan juga demi membesarkan nama Kelompok Tani Elok Mekar Sari. Ketika terik matahari  membakar kulit dan saat air hujan membasahi bumi bahkan banjirpun kami lawan, untuk tetap berangkat kalau ada undangan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya atau kedinasan yang lain karena kami butuh ilmu untuk membekali diri sendiri dan bisa berbagi dengan orang lain. Misalnya saat musim hujan yang lalu, kami diundang mengikuti pelatihan di Bapak Damanhuri yang bertempat di daerah Manukan, sedangkan jarak Manukan - Semolowaru, lumayan jauh, itupun selama 4 hari berturut - turut, selain harus menerobos kemacetan yang luar biasa, juga mesti melawan banjir yang melanda Surabaya Barat. Sungguh perjuangan yang tidak kecil, butuh nyali dan tekad yang kuat, hanya niat yang tulus dan keinginan untuk maju saja yang membuat kami bisa berbuat begitu. Terus bekerja dan berkaryalah, srikandi - srikandi Kelompok Tani Elok Mekar Sari !
      Tak terasa saya sudah sampai di halaman sebuah kantor di sebelah Dinas Pertanian Kota Surabaya, setelah menanyakan ternyata keliru, masih disebelahnya lagi. Sampai ditempat acara, ternyata belum dimulai, tak berapa lama akhirnya acara dimulai. Adapun susunan acaranya adalah pembukaan, Materi dan Praktek membuat Bakso, Nugget, Dendeng dari ikan Patin yang akan bertempat di Gedung Workshop Teknologi. Saat pembukaan oleh Bapak Pranoto Herlambang dijelaskan bahwa Ikan Patin sekarang mulai menjadi primadona di Indonesia, selain berpotensi ekspor karena banyaknya permintaan dari luar negeri juga banyak digemari masyarakat. Selama ini Ikan Patin dari Thailand yang banyak dijual di pasaran. Jadi kebutuhan ikan patin khususnya di Surabaya, belum terpenuhi masih harus mendatangkan dari luar Surabaya. Kemudian dilanjutkan membahas materi yang disampaikan oleh Bu Suprastiwi, tentang Pengolahan Hasil Perikanan Berbasis Pangasius atau Ikan Patin. Menurut beliau, pelatihan ini merupakan salah satu kewajiban LPPMHP sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan merupakan lembaga sertifikasi produk perikanan. Alasan memilih budidaya ikan patin yaitu mudah dibudidayakan karena tidak membutuhkan air mengalir dan dapat hidup dalam kandungan oksigen rendah serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Manfaat ikan patin yaitu mempunyai kandungan lemak lebih rendah dibanding ikan yang lain serta kandungan gizi yang berupa lemak tak jenuh sangat bagus untuk mencegah terjadinya resiko penyakit kardiovaskular dan dapat menurunkan kadar kolesterol. Setelah selesai langsung diisi dengan praktek bakso, nugget dan dendeng ikan patin di gedung workshop teknologi yang berada di lantai bawah. Untuk pembuatan bakso, kami menggunakan alat semi otomatis yaitu saat pengadukan bahan, kami menggunakan mesin sedangkan saat membuat bulatan bakso masih menggunakan tangan. Kalau nugget, daging ikan yang sudah difillet digiling dan dicampur bumbu - bumbu, lalu di taruh loyang dan dikukus, setelah matang dipotong - potong sesuai selera baru di gulingkan di tepung panir kemudian digoreng. Yang terakhir praktek dendeng ikan patin, setelah ikan patin difillet dan dipotong - potong, rendam ke dalam bumbu lalu dijemur selama 3 hari, baru menjadi dendeng. Dendeng semakin kering semakin awet tapi juga semakin alot. Lucunya walaupun dikata alot dan keras tapi tester dendeng satu piring yang disediakan, langsung diserbu peserta dan tak bersisa.
      Di akhir acara, Bapak Pranoto Herlambang mengatakan bahwa Pemerintah Kota tanggap untuk memberi bantuan, kalau kita aktif dan selalu bekerja keras serta tidak mudah patah semangat. Ketika pulang banyak oleh - oleh yang kami bawa, ada nugget, bakso dan dendeng ikan patin dan tentu saja uang transpot. Serunya pelatihan kali ini !      

   
Saatnya materi praktek membuat bakso, nugget dan dendeng ikan patin






 










Senin, 28 Oktober 2013

Ada Abon Jamur Dan Tamu Di Pertemuan Poktan

      Dari pagi suasana terlihat biasa saja, seperti hari sebelumnya padahal pagi ini ada pertemuan Kelompok Tani Elok Mekar Sari. Biasanya dari pagi, ibu - ibu sudah mondar - mandir di jalan, mempersiapkan peralatan untuk praktek dan menyiapkan konsumsi andalan yang akan dibawa pada acara tersebut. Entah ada apa gerangan dengan ibu - ibu pada pagi ini padahal kami harus mempraktekkan abon jamur yang telah diperoleh saat pelatihan di Dinas Pertanian Kota Surabaya, semua diam seribu bahasa tanpa ada derai tawa yang biasa menghiasi sepanjang acara. Sayapun tak terpikir membeli apapun untuk konsumsi acara, saya begitu tak habis pikir, mengapa cobaan tak pernah berhenti menerpa Kelompok Tani Elok Mekar Sari. Kami sudah berjuang mati - matian di lapangan, berjibaku dengan waktu, bergelut dengan peluh, memeras otak untuk mengatur strategi program, menyabung nyawa di jalanan untuk mengikuti pelatihan dan bazaar, semua itu kami lakukan demi berkibarnya nama Kelompok Tani Elok Mekar Sari juga guna menambah pundi - pundi kas kelompok tani tapi tetap saja ada pihak yang merasa kami selalu salah dan kurang walaupun kami sudah berusaha memperbaiki diri. Tapi bagaimanapun keadaan dan situasinya saya tetap mencoba berdiri tegak dan selalu memantapkan langkah, siap untuk bekerja dan berkarya. Segala tantangan, cobaan dan tekanan harus dihadapi dengan percaya diri dan yakin bahwa kita bisa melewatinya.      
      Seperti biasa sambil menunggu Penyuluh Pertanian Lapangan kami datang, biasa kami mengisi materi sendiri dulu. Maka mulailah acara praktek membuat abon jamur yang dipandu oleh mbak Lia. Dengan sigap dan cekatan mbak Lia langsung merebus sebentar jamur tiram yang sudah disuwir - suwir lalu ditiriskan dan diperas untuk menghilangkan kandungan airnya. Bumbu yang sudah dihaluskan segera digongso di wajan sampai harum kemudian jamur dimasukkan sambil terus diaduk sampai kering dan berwarna kuning kecoklatan. Setelah matang, taruh abon jamur di atas kertas merang agar minyaknya berkurang atau sampai hilang. Ibu - ibupun diberi kesempatan mencicipi dan memberikan penilaian seperti seorang master chef. Ditengah ramainya suasana tiba - tiba datang 3 ibu - ibu ternyata tamu dari Jojoran, mereka ingin mengetahui cara mendirikan kelompok tani dan kami sarankan bertanya langsung kepada PPL kami. Mereka ingin mempunyai kelompok seperti kami, karena bisa diundang pelatihan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dan masih banyak lagi, keuntungannya selain mendapat ilmu, kita juga dapat uang transpot. Bantuan - bantuan juga mudah didapat kalau kita mempunyai kelompok. Tak berapa lama, Bu Nani ( PPL ) datang dan menjelaskan cara - cara mendirikan kelompok tani. Dalam sebuah kelompok dibutuhkan kekompakan anggota dan tujuan yang sama. Bu Nani akan mengusahakan untuk menyampaikan ke PPL Kecamatan Gubeng agar dibantu pembentukan kelompok taninya. Tiba saatnya makan siang dengan menu dadakan ala Bu Djajat karena kami lagi galau maka koordinasi menupun ikut amburadul. Selain kue - kue tersedia nasi putih satu termos besar tanpa ada temannya nasi, melihat begitu Bu Djajat dengan cekatan belanja daun ubi, tahu tempe serta ikan mujaer yang langsung diolah ditambah sambal satu cobek besar. Kamipun menikmati hidangan yang spesial fresh karena dimasak serba mendadak oleh Bu Djajat dengan hati riang tiada terkira. Bu Nani langsung memberi tahu pada tamu yang datang bahwa memang ibu - ibu disini, ada kegiatan apapun selalu makan - makan tetapi sebetulnya di pertemuan kelompok tani yang terpenting adalah pemberian materi dan informasi yang ada di Dinas Pertanian, misalnya adanya pelatihan - pelatihan, bazaar dan lain - lain.
       Kunjungan mereka dilanjutkan dengan melihat budidaya jamur, lele dan jangkrik, sambil meminta keterangan pengalaman berbudidaya semuanya. Di akhir kunjungannya, mereka sangat terkesan dengan keguyuban dan semangat kami yang begitu menggelora. 

Menikmati buah sawo hasil kebun sendiri
Praktek membuat abon jamur
Pemberian materi oleh Bu Nani Sri Hestuti, A. Pi  ( PPL Kec. Sukolilo )



Laporan perkembangan usaha dari masing - masing ketua bidang usaha

Menikmati santap siang nan nikmat