laman

Sabtu, 31 Januari 2015

Sompia Ebi dari Poklahsar Elok Mekar Sari

      Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan Elok Mekar Sari, kembali mengeluarkan produk terbarunya yaitu Sompia Ebi yang dibuat oleh Bu Tatik Hariyati. Produk Poklahsar sebelumnya adalah Tahu Baso Ikan, Siomay Ikan, Nugget Lele, Nugget Dory, Abon Lele, Abon Bandeng. Produk tersebut sudah banyak dikenal dan dinikmati masyarakat bahkan sudah mendapat bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014.
       Sompia Ebi merupakan camilan yang banyak dicari karena bentuknya yang lucu seperti dasi kupu - kupu, rasanya gurih dan renyah serta harganya sangat terjangkau. Kemasan Sompia Ebi yang cantik dan menarik, dibandrol dengan harga Rp 20.000,-  perbungkus, sebuah harga yang sebanding dengan rasa dan tampilan yang ditawarkan. Produk ini sudah dipasarkan dimana - mana juga sudah bisa didapatkan di Sentra UKM - MERR. Sehingga begitu memudahkan dan memanjakan para pemburu kuliner baru untuk mendapatkannya. Camilan cantik ini sangat tepat untuk menemani aktivitas kita sehari - hari.

Di Sentra UKM - MERR





    

Minggu, 25 Januari 2015

Menikmati Pecel Bledhek di Kota Bayu

       Imbas pemberitaan yang gencar tentang olahan jangkrik yaitu peyek jangkrik, serundeng jangkrik, botok jangkrik dan jangkrik crispy yang dimuat dimedia cetak, seperti Radar Surabaya, Surya, Majalah Tempo dan Jawa Pos juga penayangan beberapa stasiun televisi, yaitu Trans 7, Trans TV, RCTI, SCTV, Net TV dan TVRI serta pemberitaan lewat radio, begitu dirasakan juga ditanah kelahiran saya dikota yang terkenal dengan hembusan anginnya yaitu Nganjuk. Di kota yang biasa disebut Kota Bayu ini, makan olahan jangkrik bukan sesuatu yang baru karena beberapa orang biasa menjadikan jangkrik goreng sebagai lauk yang gurih dan lezat apalagi dimakan bersama nasi putih hangat dan sambel korek yang pedas. Tapi mereka sangat kagum dan bangga dengan beragamnya olahan dari jangkrik apalagi sudah bisa diterima dan digemari semua kalangan dari masyarakat umum hingga pejabat pemerintahan.  
        Kepergian kami ke Kota Bayu ini, selain ingin melepas penat setelah sekian waktu bergulat dengan rutinitas dirumah juga di Kelompok Tani Elok Mekar Sari dan kebetulan ada saudara dari Jakarta yang ingin tahu sekaligus mencicipi olahan jangkrik juga para tetangga yang penasaran dengan peyek jangkrik. Kebetulan yang berangkat ke Nganjuk adalah pembuat olahan jangkrik yaitu Bapak dan Ibu Asnan, Bu Sugiarto, Bu Koko dan saya. Setelah menempuh perjalanan hampir 3 jam maka sampailah ke kota yang terkenal dengan keindahan air terjun sedudonya yang romantis dan eksotis namun sayang karena musim hujan kami tidak kesana karena takut bahaya tanah longsor, kami langsung menuju warung pecel bledhek khas Nganjuk yang letaknya disebelah Gedung Juang '45, bumbu pecelnya terkenal super duper pedasnya dan tiada bandingannya dimanapun, sungguh sangat memanjakan bagi pecinta kuliner ekstrem. Sepincuk nasi pecel lengkap dengan sayurannya, ada rebung, bunga pisang yang direbus, daun singkong, kecambah pendek dan kemangi disiram dengan sambel kacang yang rasa pedasnya nagih hingga kamipun makannya nambah lagi dan lagi hingga tak peduli walaupun wajah sudah memerah dan tubuh bermandikan keringat.
        Kami melanjutkan perjalanan ke rumah saya, tiba disana semua langsung menuju ke kebun belakang untuk memetik jeruk nipis yang lagi musim berbuah hingga buahnya menjuntai sampai tanah, jeruk limau atau jeruk sambel yang buahnya tak kalah lebatnya, daun jeruk purut yang lebar dan tebal sangat dibutuhkan untuk membuat peyek jangkrik dan serundeng jangkrik, buah rambutan dan kelengkeng yang pohonnya pendek tapi sudah berbuah. Bagi kami yang tinggal di perkotaan, begitu senang dan takjub melihat tanaman yang buahnya begitu banyak dan ada yang masak dipohon hingga kami bisa langsung memetik dan memakannya. Sedangkan saudara dari Jakarta dan tetangga langsung menikmati olahan jangkrik dari kami, terutama jangkrik crispynya, langsung ludes duluan karena rasanya yang gurih dan renyah juga bentuknya yang lucu. Bahkan sebagian olahan jangkrik disisihkan untuk dibawa ke Jakarta karena ada beberapa teman saudara saya yang penasaran dengan camilan dari jangkrik ini.
        Ketika hari beranjak siang, kami segera melanjutkan perjalanan ke Kota Ngadiluwih untuk menengok anggota Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang terkenal produktif membuat inovasi olahan yang sekarang sudah pindah ke Kota Ngadiluwih untuk mengikuti suami. Kami begitu kehilangan dengan kepindahan Bu Eko Supra karena sumbang sihnya yang begitu besar untuk kelompok hingga kelompok bisa seperti sekarang ini. Pembawaannya yang kalem, lucu serta gampang kalau dimintai tolong apalagi kalau esoknya ada bazar, bisa semalaman beliau tidak tidur karena sibuk membuat olahan. Juga saat ada tugas mendadak dari Kelompok Tani Elok Mekar Sari untuk mengikuti pelatihan dimanapun, beliau selalu siap berangkat walaupun harus menutup tokonya. Bu Eko Supra menyambut hangat kedatangan kami dirumahnya dan menawarkan buah rambutan yang bergerombol merah diatas pohon , sungguh sangat menggoda untuk segera memetiknya. Ketika kami masih berada di Surabaya, kami berpesan ke Bu Eko Supra bahwa kami ingin menikmati buah rambutan yang langsung dipetik dari pohon jadi jangan disiapkan dulu karena bayangan kami,   pohon rambutannya pendek dan buahnya tinggal dipetik ternyata pohonnya sudah tua dan tinggi menjulang. Kami yakin dengan perjuangan total saat mengambilnya pasti rasa dan sensasinya berbeda daripada hanya menikmati yang sudah disajikan diatas meja. Mengingat di Kelompok Tani Elok Mekar Sari banyak yang jago memanjat pohon maka tidak ada masalah kalau kami harus memetik buah rambutannya walau diujung dahan sekalipun, tanpa dikomando  Bu Koko dan Bu Eko Supra dengan cekatan langsung memanjat pohon dan mendapatkan banyak buah rambutan binjai yang bila dimakan bijinya gampang terlepas dari daging buahnya, sampai akhirnya 5 kantong plastik besar sudah penuh terisi rambutan yang ranum serta berwarna merah segar merona dan  siap dibawa pulang ke Surabaya. Sambil beristirahat santai dan menikmati hidangan makan siang yaitu nasi urap lengkap dengan ayam bakarnya, kami cerita tentang perkembangan kelompok dan kabar teman - teman di Surabaya. Menjelang petang kamipun berpamitan untuk kembali ke Surabaya dan siap bekerja juga berkarya kembali.

                                          Sarapan Nasi Pecel Bledhek Khas Nganjuk
                                                    Puedasnya Nagih Bikin Ketagihan
                                                    Langsung Bermandikan Keringat

Pembeli Terakhir Hingga Tak Bersisa
Ketika Dirumah Saya, Jl. Diponegoro

                                       Buah Jeruk Nipis yang Menjuntai Sampai Tanah
Jeruk Limau alias Jeruk Sambel yang Menggoda
Daun Jeruk Purut yang Lebar, Tebal dan Harum, Siap Diolah
Buah Kelengkeng yang Tinggal Petik dan Makan
Menikmati Durian, Saat Menuju Ke Kota Ngadiluwih
                               Ketika Sampai Dirumah Bu Eko Supra, Kota Ngadiluwih
                         Tarzan pun Bisa Takut dengan Kelompok Tani Elok Mekar Sari
Ayooo Mengumpulkan Buah Rambutan yang Jatuh
Aku Adalah Lelaki yang Paling Beruntung
Belanja Di Kota Tahu, Kediri



Selasa, 20 Januari 2015

Survey Lokasi PIRT

       Ultimatum Bapak Nurdin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya yang mengatakan bahwa semua produk dari UKM yang dititipkan di Sentra UKM - MERR pada tahun ini sudah harus mengantongi ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan bila kami tidak mau mengurus perijinannya berarti harus menanggung resikonya yaitu siap menarik semua produk Kelompok Tani Elok Mekar Sari dari Sentra UKM - MERR. Beliau mengatakannya didepan saya, Bu Asnan, Bapak Asnan dan Bu Mukhtamaroh ketika kami sedang mengisi barang dan melihat kondisi barang yang kami taruh di Sentra UKM - MERR. Ultimatum Bapak Nurdin ternyata lebih dahsyat pengaruhnya terhadap kami daripada pengarahan serupa yang sering diberikan oleh orang lain, hingga saya berjanji bahwa besok Kelompok Tani Elok Mekar Sari akan segera mengurus perijinan di Dinas Kesehatan Kota Surabaya karena kami tidak mau kehilangan kesempatan menaruh dan memamerkan produk unggulan kelompok di tempat prestisius dan megah yang merupakan kebanggaan bagi pelaku UKM di Kota Surabaya. Karena bila produknya UKM bisa tampil disitu, banyak keuntungan yang didapat yaitu produknya cepat dikenal warga Surabaya dan masyarakat luas karena Sentra UKM - MERR menjadi kunjungan wajib tamu dari Pemerintah Kota Surabaya. Bu Risma pun sebagai Walikota Surabaya tak henti - hentinya, disaat menghadiri acara, selalu mengingatkan pelaku usaha kecil menengah agar segera melakukan persiapan untuk menghadapi MEA yaitu perdagangan bebas ASEAN dengan meningkatkan kualitas produk dan melengkapi produk tersebut dengan perijinan PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya agar produk kita bisa bersaing dengan produk dari negara lain.
        Akhirnya saya menugaskan Bu Siti Tri Mulyani sebagai Ketua UKM Elok Mekar Sari yang terbiasa malang melintang dilapangan dan punya kemauan keras untuk maju agar mulai mengurus PIRT untuk produknya yang banyak dengan dibantu kelompok, mulai pengurusan administrasi dan pembersihan serta penataaan tempat produksi. Nantinya, sesudah Bu Tri berhasil mengantongi sertifikat PIRT, diharapkan bisa mendorong keberanian anggota untuk segera mengurus PIRT juga karena selama ini anggota kelompok dihantui rasa takut dalam menghadapi tahap survey lokasi tempat produksi yang harus memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan. Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Sukolilo, yaitu Bu Nani Sri Hestuti, A. Pi terus mendorong dan menyemangati kami yang terlihat tidak tertarik bahkan terkesan cuek untuk mengurus PIRT padahal pada tahun 2014 lalu Kelompok Tani Elok Mekar Sari sudah mengirim 13 anggota untuk mengikuti penyuluhan PIRT di Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan sudah dinyatakan lulus dan tinggal menjalani survey lokasi, kami serasa berat menjalaninya. Ketakutan anggota kelompok cukup beralasan mengingat rata - rata model rumah di perumahan Semolowaru Elok, letak kamar mandi dan dapur berdekatan sehingga belum mencobapun, kami sudah merasa pasti tidak berhasil.
        Sementara Bu Tri terus melengkapi dan mengumpulkan berkas pengajuan survey lokasi di Dinas Kesehatan Kota Surabaya, kami terus menggalang dukungan untuk menyemangati kami agar tak kandas ditengah jalan. Berkat dukungan semua pihak, diantaranya Kecamatan Sukolio, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya ( Bapak Fikser ) dan TVRI Provinsi Jawa Timur lewat tayangan Indonesia Membangun, akhirnya kami sudah disurvey lokasi oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang dipimpin oleh Bu Rosma. Ternyata pelaksanaan survey tempat produksi tidak seseram yang kami bayangkan sebelumnya malah berjalan santai, kami juga dibimbing dan diarahkan dalam pengisian formulir pengajuan produk yang akan di PIRT. Sekarang tinggal membetulkan kesalahan yang ada di formulir kemudian mengumpulkannya di Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan kami tinggal menunggu sertifikatnya.

Elok Mekar Sari, Yess !