laman

Rabu, 29 Januari 2014

Pembentukan Komunitas Pengolah dan Pemasar Sby

      Pagi ini, 2 wakil Kelompok Tani Elok Mekar Sari berangkat ke Dinas Pertanian Kota Surabaya yaitu Bu Sonya Yulius dan Bu Agung Rusmini. Kami diundang Dinas Pertanian Kota Surabaya untuk menghadiri acara Pembentukan Komunitas Pengolah dan Pemasar ( POKLASAR ) Ikan Kota Surabaya dikarenakan Kelompok Tani Elok Mekar Sari merupakan pengolah hasil perikanan termasuk rumput laut, ada 2 macam produk yang dihasilkan yaitu jenis konsumsi yaitu nugget lele, nugget dory, sumpia lele, kerupuk lele, tahu bakso dan siomay ikan juga abon lele sedangkan jenis yang non konsumsi, ada sabun mandi transparant, cream dan hand body yang semuanya terbuat dari rumput laut. Tujuan diadakan acara tersebut adalah untuk meningkatkan informasi dalam usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di Kota Surabaya sehingga sangat diperlukan wadah atau forum komunikasi antar pelaku usaha tersebut. Dengan adanya wadah tersebut diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan pada bidang perikanan.
      Peserta yang hadir pada acara ini ada 28 orang yang mewakili kelompok masing - masing se Kota Surabaya sedangkan pembicaranya ada Bu Manggar dari Dinas Pertanian Kota Surabaya dan Bapak Agus. Setiap peserta membawa hasil produk perikanannya juga saling menceritakan macam - macam produknya juga cara pemasarannya beserta kendala - kendala yang dihadapi serta cara menyelesaikan masalah tersebut. Pada pertemuan kali ini hasil keputusannya adalah pembentukan pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan pemasaran juga nantinya diadakan pertemuan rutin setiap bulannya sedangkan tempatnya bergantian di rumah anggota untuk bulan depan pertemuan diadakan di Prima Kebraon dengan produk wader goreng yang pemasarannya sudah luas bahkan sampai ke luar negeri.

Minggu, 26 Januari 2014

Liburan Menantang di Trawas dan Tretes

       Akhirnya rencana liburan yang kami sepakati bersama terlaksana sudah. Sudah sebulan lamanya kami membicarakan dan merencanakan tujuan liburan kami, sebuah lanjutan dari peringatan Ulang Tahun ke 2 Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang sebelumnya dirayakan syukuran dan potong tumpeng bersama Penyuluh Pertanian Lapangan dan perwakilan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya. Kami menginginkan sebuah liburan yang murah, indah, berkesan dan sangat menantang tentunya. Pilihan jatuh ke PPLH ( Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup ) yang terletak di desa Seloliman Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, tujuan kami untuk menemui Pak Yanto yang merupakan karyawan dari PPLH Seloliman, beliau sudah kami kenal sejak awal tahun 2013 karena dua periode budidaya jamur tiram milik Kelompok Tani Elok Mekar Sari, beliaulah yang memasok baglog jamur tiramnya, jadi kami akan bertanya seputar baglog jamur tiram yang sudah beliau kirim dan sekaligus bisa melihat PPLH Seloliman yang terkenal sebagai tempat pengenalan alam di lereng Gunung Penanggungan yang menawarkan panorama hijau pegunungan juga berbagai fasilitas lengkap sehingga banyak didatangi oleh siswa sampai mahasiswa yang ingin belajar tentang lingkungan disitu. Kami juga akan melihat budidaya jamur tiram milik Pak Yanto yang bertempat di halaman rumahnya. Acara kemudian dilanjutkan ke Desa Tretes Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, tepatnya menuju ke Mess Barata Indonesia, disini kami bisa beristirahat dan bermalam gratis karena ada keluarga pegawai Barata Indonesia yang ikut serta.
      Kami berangkat dari Surabaya berombongan berangkat 3 mobil beriringan sedangkan yang 1 mobil lagi menyusul. Setelah satu jam perjalanan kami sudah sampai di PPLH Seloliman, sepanjang jalan yang kami lewati menuju PPLH Seloliman dihiasi hujan gerimis dan kabut putih yang menyelimuti pemandangan di sekitar jalan beraspal, seperti berada dihutan belantara. Kami langsung disambut oleh Pak Yanto, sebagai karyawan PPLH Seloliman, beliau langsung mengenalkan setiap sudut dan bangunan yang ada disini, lengkap dengan beberapa fasilitas yang ada, misalnya tempat outbond, pendidikan lingkungan, pengenalan alam, tempat gathering, perpustakaan, kantin dengan bahan olahan yang serba organik, tempat penjualan souvenir yang ramah lingkungan karena terbuat dari bahan bekas yang didaur ulang dan lain - lain. Sembari berpromosi beliau juga menawarkan tempat bermalam yang indah karena menghadap langsung Gunung Penanggungan dengan harga yang sangat terjangkau. Dari tadi saya hanya melongo mendengarkan penjelasan Pak Yanto, benar - benar tidak menyangka saya bisa berada di tempat eksotic seperti disini, suasananya sangat alami dan asri membuat pikiran jadi adem dan dingin. Setelah puas mengelilingi PPLH Seloliman, kami lanjutkan menuju rumah Pak Yanto untuk melihat kumbung jamur dan baglog jamurnya. Jalan beraspal yang naik turun dan hujan deras yang terus mengguyur badan kami serta kabut putih yang semakin menutupi alam sekitar ditambah hawa dingin yang terasa menusuk sampai ke tulang, tidak menyurutkan langkah kami untuk terus berpetualang, menjawab rasa penasaran dan keingintahuan kami tentang sejarah baglog jamur kami beserta pembuatnya. Seperempat jam adalah waktu yang kami tempuh untuk sampai ke rumah Pak Yanto, di teras dan di ruang tamu rumahnya dipenuhi tumpukan baglog jamur. Sambil mulai penjelasannya, kami dipersilakan minum teh kental panas  untuk menghangatkan badan kami yang mulai terlihat pucat dan menggigil kedinginan. Penjelasan dan forum tanya jawab dilakukan di dalam kumbung jamur, jadi bisa langsung terjawab di tempat. Suasananya sangat santai tapi tetap serius, pertanyaan dari kami tiada hentinya meluncur tajam sesuai dengan yang kami praktekkan dalam berbudidaya jamur sendiri tetapi semua dijawab dengan jelas beserta solusinya oleh Pak Yanto. Baik mengenai ukuran jamur dari baglog yang dulu dan sekarang yang berbeda sampai pada baglog jamur yang terserang ulat beserta cara pencegahan dan membasminya. Karena dirasa sudah cukup, kamipun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Tretes.
      Saat tengah hari, kami sudah sampai di Mess Barata Indonesia yang lokasinya diatas sehingga untuk masuk ke Mess Barata Indonesia harus menaiki anak tangga, halamannya terhampar rumput hijau yang terawat, mess yang berukuran sedang tersebut sangat rapi, bersih dan tertata rapi. Penjaganya, Pak Mukti sangat halus budi bahasanya dan rajin bercocok tanam walaupun sudah berusia senja tapi masih terlihat bugar dan sehat juga gesit. Pak Mukti yang saya temui sekarang tak ada bedanya dengan yang saya lihat sepuluh tahun yang lalu. Sangat periang dan humoris sekali, beliau penggemar berat lagu - lagu campur sari tak peduli siapa penyanyinya.
      Bekal makan siang sudah disiapkan dari Surabaya, kami menikmatinya bersama - sama. Dilanjutkan acara bebas, ada yang tidur, sebagian duduk - duduk sambil ngobrol ringan di teras sambil menikmati talas rebus dan segelas teh atau kopi panas bahkan ada yang menggelar lomba halma dan bagi pemenangnya mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 50.000,- dari Bu Eddy. Ternyata cukup menarik peminat, permainan berjalan sangat lama dan berlangsung alot sehingga jam 19.00 WIB baru usai dan jawaranya adalah Bu Imam, berhubung beliau Ketua Bidang Usaha Budidaya Lele maka uang tersebut dengan ikhlas beliau masukkan ke Kas Lele. Malam ini kami sepakati untuk berwisata kuliner di di depan Hotel Surya. Banyak pilihan makanan juga minuman yang ditawarkan dan siap memanjakan lidah kami, ada sate kelinci, bakso, nasi goreng mawut, nasi goreng jawa, jagung bakar, wedang ronde, angsle dan lain - lain. Setelah puas menikmati sajian khas Tretes, kamipun kembali ke mess untuk beristirahat. Ketika jam menunjukkan pukul 01.00 WIB dini hari, suasana sunyi senyap sesekali terdengar suara dengkuran yang bersahut - sahutan tiada henti sedangkan saya dan Bu Eko Supra dari tadi masih ngobrol seru tiba - tiba rasa lapar mulai menyerang, akhirnya membangunkan Bu Koko untuk mengantar kami beli nasi goreng dan celana pendek karena celana pendek yang saya bawa dari Surabaya, resluitingnya rusak dan tidak ada ganti yang lain. Keadaan di depan Hotel Surya masih sangat ramai pembeli bahkan lebih ramai dan gemerlap dari yang saya datang tadi. Karena ini malam minggu maka ada balap motor atau istilahnya trek - trekan di sepanjang jalan, suara mesin motor yang nyaring dan meraung - raung sanggup memecah keheningan suasana yang sepi dan dingin. Nasi goreng jawa dan nasi goreng mawut sudah ditangan serta celanapun sudah terbeli, akhirnya kesampaian juga impian saya berjalan - jalan menikmati udara Tretes saat dini hari.
      Setelah sarapan pagi, kami memutuskan acara bebas, ada yang langsung pulang ke Surabaya dan rombongan saya memilih ke tempat rekreasi air terjun Kakek Bodo. Sekalian berada di Tretes semua harus dilihat dan dinikmati. Air terjun yang berada di lereng Gunung Welirang tersebut sangat indah seakan perjalanan yang menanjak dan mendaki terbayarkan oleh pesona alamnya. Kesejukan dan kesegaran airnya sanggup menghapus rasa lelah yang kami rasakan. Kami lama duduk di bebatuan besar di bawah air terjun sambil menikmati percikan air yang terasa seperti gerimis yang terbawa angin berhembus. Dengan berat hati kamipun harus meninggalkan air terjun Kakek Bodo untuk kembali ke Surabaya, tak lupa singgah dulu di Pasar Tretes yang menawarkan beraneka buah segar pilihan juga tape ketannya dengan rasa manis segar yang siap menggoda setiap wisatawan yang lewat.

                                                   PPLH Seloliman, Trawas Mojokerto
                                                                Rumah Pak Yanto
                                                                Tretes yang Indah
                                              Mess Barata Indonesia dan Pak Mukti
                                                Air Terjun Kakek Bodo Nan Menawan
                                                             Singgah di Pasar Tretes
                                                      Tape Ketan Hitam yang Segar