laman

Selasa, 31 Maret 2015

Jalan2 ke Jogjakarta....Geratissss

          Perjalanan kali ini memang tidak diagendakan khusus dari Kelompok Tani Elok Mekar Sari, setelah melihat Kas Kelompok Tani Elok Mekar Sari menggelembung akhirnya kami menimbang 2 pilihan yaitu membeli kaos kelompok atau pergi berlibur sambil melepas penat usai mengerjakan seabrek aktivitas di kelompok yang sangat menyita waktu, tenaga dan pikiran hingga sudah saatnya kami menyegarkan pikiran agar bisa berkarya lebih banyak lagi. Dengan alasan kaos kelompok sudah banyak maka kami memilih berlibur ke Jogjakarta selama 2 hari 1 malam dan bermalam di sekitar Malioboro sehingga bisa sepuas - puasnya menikmati wisata dan kuliner di sekitar Malioboro. Persiapan yang kami lakukan hanya sekitar 2 minggu dan kami langsung tancap gas, mulai mendata anggota yang ikut, pesan tiket kereta api Surabaya Jogjakarta pulang - pergi, angkutan ke Stasiun Gubeng  pulang - pergi, angkutan dari Stasiun Lempuyangan - Hotel pulang - pergi, pesan kamar hotel dan lain - lain. Setelah semua persiapan selesai dan tanpa kendala yang berarti maka tinggal berangkat pada tanggal 28 sampai 29 Maret 2015.
          Pagi ini semua sudah siap dengan kaos merah yang bertuliskan ' ELOK MEKAR SARI, yes ! ' begitu terasa spirit of rednya sangat kental hingga keberadaan kami sangat mencuri perhatian di Stasiun Gubeng Baru. Kamipun segera berbaris rapi untuk menunggu pemeriksaan tiket masuk dan segera melangkahkan kaki ke dalam stasiun yang disambut dengan alunan live musik nan merdu mendayu kemudian kami duduk sejenak menikmati tembang - tembang lawas yang sudah tidak asing ditelinga maka kamipun segera beranjak menuju pemberhentian kereta api. Banyaknya bawaan kami, tak menjadi penghalang untuk jalan kesana - kemari sambil terus bersenda gurau tiada henti. Selain baju ganti, kami juga membawa bermacam kue, gorengan yaitu lentho, ote - ote, tahu kuning kediri, menjes ( tempe enthek ), buah, keripik usus, rujak buah dan nasi kotak. Benar - benar sebuah perjalanan yang rame dan menggendutkan sudah terbayang bakal semakin mekar saja.
          Kereta Api Pasundan mulai merangkak perlahan meninggalkan Stasiun Gubeng Surabaya menuju Stasiun Lempuyangan Jogjakarta dan tanpa terasa kami sudah melewati beberapa stasiun kota hingga sampai di Stasiun Lempuyangan. Dengan naik mobil sewaan dari stasiun kami sampai ke Hotel Kurnia di Sosrowijayan yang dekat dengan Jalan Malioboro. Tiba di hotel kami langsung tancap gaspol dengan bergegas mandi karena kami tidak ingin kehilangan waktu sedikitpun saat berada di Jogja tercinta ini walaupun gerimis mulai membasahi bumi tak menyurutkan langkah kami untuk menjelajah kota budaya nan penuh nostalgi. Kami berangkat ke pabriknya Bakpia Pathok 25 dengan naik becak, disitu kami bisa langsung melihat pembuatan bakpia yang paling beken di Jogjakarta dan yang terpenting kami bisa mencicipi tester bakpia yang masih hangat dan lembut di lidah. Puas didapurnya Bakpia Pathok 25, kami lanjutkan memanjakan lidah lagi dengan menikmati kuliner yang sangat super hot banget, yaitu oseng - oseng mercon yang terdiri dari lemak sapi yang lembut dicampur dengan cabe rawit dan dimasak dengan menggunakan arang hingga masakannya mempunyai aroma yang khas sedangkan banyaknya cabe rawit membuat rasa puedassnya nagih apalagi disajikan panas - panas ditambah sepiring nasi putih yang menjadi sajian kuliner nan menantang untuk dicoba dan sayang bila dilewatkan begitu saja. Saat beranjak malam kami menghabiskan dengan jalan - jalan sepanjang Malioboro sambil melihat lapak - lapak pedagang kaki lima yang menjajakan beragam barang aneka macam dengan harga yang sangat terjangkau, tentu saja bila kita pandai menawarnya. Hujan semakin deras namun semangat tetap membara untuk terus menjelajah jantung Jogjakarta namun kami harus kembali ke hotel dulu karena sudah ditunggu oleh Bu Tamto, beliau dahulu adalah bendahara Kelompok Tani Elok Mekar Sari dan sekarang sudah bermukim di Jogja. Setelah puas melepas kangen bersama beliau akhirnya beliau pamit pulang dan kami mendapat oleh - oleh tape ketan, emping melinjo dan lemper ayam. Bu Tamto adalah bendahara mulai awal berdirinya Kelompok Tani Elok Mekar Sari dan beliau sangat tahu dan merasakan bagaimana beratnya kami mengumpulkan kas awal dengan membuat nugget sampai dini hari dan berjualan nugget kemana - mana. Bu Tamto.... ibu selalu menjadi bagian dari kami dan penyemangat kami untuk terus maju dan berani menghadapi segala tantangan juga rintangan didepan. Saat menjelang tengah malam, kami meneruskan keinginan untuk menikmati sensasi jalan - jalan di Malioboro, ternyata derasnya hujan tak membuat jalanan sepi tapi malah sebaliknya masih banyak yang menikmati kuliner malam termasuk Nasi Kucing Pak Bos yang berada didepan Mall Malioboro, ramai dikunjungi muda - mudi. Nasi putih sekepal ditambah bihun dan oseng tempe sanggup mengganjal perut untuk melawan dinginnya udara malam yang terasa menusuk hingga tulang. Lewat tengah malam, kami baru sampai ke hotel dan meneruskan ngobrol ringan sampai menjelang dini hari.
          Setelah sarapan nasi goreng spesial ala Hotel Kurnia dan ditemani secangkir teh manis hangat maka kamipun melanjutkan perjalanan ke Pasar Beringharjo untuk belanja baju batik, celana batik, tas batik, sandal batik, dompet batik, kerupuk rambak, melinjo dan mente. Tak lupa menikmati kuliner didepan Pasar Beringharjo, yaitu nasi gudeg dan pecel mie juga gorengan. Hari ini, belanja sudah, jalan - jalan sudah, menikmati kuliner juga sudah, berarti kami harus kembali ke hotel dan bersiap pulang ke Surabaya. Sekarang tas yang kami bawa dari Surabaya sudah beranak pinak karena banyaknya belanjaan ibu - ibu yang siap dibagikan untuk keluarga, kerabat dan tetangga dirumah. Puas sudah menikmati Jogjakarta walau hanya 2 hari, daya tariknya membuat kami selalu ingin kembali dan kembali lagi. Kereta Api Pasundan sudah mulai meninggalkan Jogjakarta dan sekarang saya mulai membayangkan dan merindukan seraut wajah ibu saya yang pasti sudah berdiri di stasiun untuk menunggu kereta yang saya tumpangi berhenti di Stasiun Nganjuk, sambil membawakan makanan kesukaan saya, bungkusan nasi pecel yang sangat sederhana hanya berlauk peyek beserta rebusan pisang hasil kebun belakang. Ibu..... terima kasih untuk segala kasih sayang dan pengorbananmu yang tak pernah mengharap balas. 


Stasiun Gubeng Surabaya, Tut.....Tut....Tut.....     
Ayooooo Makan............. Biar Tenang
Stasiun Lempuyangan Jogjakarta, Kami Datang...
Sampai di Hotel Karunia, Sosrowijayan Jogjakarta
Jalan - Jalan Sore di Jogjakarta
Semangkok Wedang Ronde yang Sanggup Menghangatkan Badan Disaat Hujan Begini 
Oseng - Oseng Mercon yang Begitu Terasa Ledakannya
Kembali ke Hotel Karunia, Ada Bapak dan Ibu Sutamto yang Kini Menetap di Jogjakarta (Beliau dulu Bendahara Kelompok Tani Elok Mekar Sari )
  Disaat Waktu Senggang, Tetap Menggelar Pertemuan Kelompok Tani Elok Mekar Sari
Saatnya Jalan - Jalan Tengah Malam di Malioboro
Mencicipi Lezatnya Gudeg Jogja yang Tiada Duanya
Pasar Beringharjo yang Melegenda
Pecel Mie Khas Jogja
Tiba Saatnya Untuk Pulang ke Surabaya