laman

Rabu, 24 Juli 2013

Bukan Ramadan Biasa

   Ternyata benar, munculnya sebuah ide besar bisa dari ketidaksengajaan dan datangnya bisa dimana saja serta kapan saja yang penting kita mau langsung mencoba ide tersebut agar tidak menjadi sekedar impian kosong di siang hari. Apalagi saya selalu ingin mencoba hal baru dan sangat menyukai tantangan karena kalau bisa terlaksana dan berhasil, amboi berjuta rasanya serasa tak tergantikan oleh apapun justru kemapanan akan membuai kita sehingga kita enggan memikirkan dan melakukan sesuatu, yang akhirnya membuat kita mandul ide dan kreativitas, selanjutnya kita akan semakin tergantung serta takut kehilangan kemapanan tersebut. Memang harus diakui untuk mempraktekkan ide tersebut, kita harus betul- betul berani dan bertekad bulat serta selalu berpikiran optimis akan berhasil, anggap saja keraguan, cibiran dan celaan orang lain sebagai cambuk untuk kita, agar terus mewujudkan ide tersebut. Yang terpenting kita sebagai perempuan harus terus berkarya dan selalu bisa memberi warna dalam kehidupan ini.
   Menjelang Bulan Ramadan yang kurang beberapa hari kami anggota Kelompok Tani Elok Mekar Sari berencana akan rehat terlebih dahulu dari seluruh kegiatan formal kelompok tani kecuali kerja piket harian tetap kami laksanakan bahkan tawaran untuk mengikuti bazaar di Bulog pada sore haripun kami tolak secara halus dengan alasan akan fokus beribadah saat bulan puasa dan mengurus keluarga. Ternyata saat saya belanja di pasar dan bertemu beberapa ibu-ibu, iseng-iseng ada yang nyeletuk untuk berjualan saat menjelang berbuka puasa di depan masjid Al - Quddus Semolowaru Elok, memang setiap bulan Ramadan sepanjang jalan di depan masjid sangat ramai pembeli dan penjual makanan dan minuman saat sore hari. Karena merasa penasaran dan tertantang untuk ikut berperan serta meramaikan suasana bazaar Ramadan tersebut serta keinginan besar untuk lebih mengenalkan nama Kelompok Tani Elok Mekar Sari di sekitar Semolowaru Elok maka dengan tekad bulat kami sepakati untuk ikut bazaar mulai hari pertama puasa Ramadan. Ini memang sebuah tantangan bagi kami untuk bisa merebut hati pembeli, mengingat kami adalah pemain baru dan saingan kami pedagang - pedagang yang sudah setiap hari membuat dan menjual makanan serta minuman apalagi ada stan katering ternama juga ikut berjualan, justru ini semakin membuat kami ingin memantapkan langkah untuk membuat olahan bahan makanan yang bisa bersaing rasa dan harga.
   Sebelum Bulan Ramadan, saya berencana fokus beribadah dan mengurangi kegiatan di luar rumah untuk banyak beraktivitas di rumah sedangkan menu berbuka, seperti rutinitas tahun - tahun sebelumnya yaitu setiap menjelang berbuka puasa, saya mencari makanan dan minuman dari satu stan ke stan yang lain, pokoknya berkeliling di sekitar Semolowaru Elok sampai saat menjelang maghrib tiba baru sampai di rumah. Biasanya saat berburu makanan di sore hari, banyak bertemu ibu-ibu dengan tujuan sama. Akhirnya kami pasti ngobrol ngalor ngidul dan bercanda sampai hampir lupa sudah dekat waktunya berbuka. Saya sudah membayangkan pada Bulan Ramadan kali ini, saya akan memilih dan membeli makanan dan minuman yang saya sukai yang banyak dijual dimana - mana. Aihhhh,,,,,,,,senangnya dalam hati, bila semua benar terjadi ! Tapi semuanya berubah 180 derajad, setelah ada kesepakatan bersama bahwa Kelompok Tani Elok Mekar Sari siap mengikuti bazaar Ramadan di depan Masjid Al - Quddus, Semolowaru Elok. Saya masih berpikir santai dan tenang, begitu melihat antusias anggota kelompok tani untuk berpartisipasi menyukseskan acara nanti, saya bayangkan pasti banyak yang berebutan pengin mengisi jualan diatas meja, jadi posisi saya aman bisa keliling jalan - jalan sore. Ternyata hanya hari pertama yang bisa lolos, besoknya ibu - ibu yang jadi andalan saya untuk mengisi bazaar banyak yang menerima pesanan membuat nasi kotak dan kue - kue untuk takjil di masjid, kebetulan Bu Bambang Budi sebagai anggota kelompok tani yang juga sebagai pengurus masjid Al - Quddus sehingga bila ada kekurangan takjil di masjid, beliau pesan di kelompok tani. Setelah tim inti pengisi bazaar sibuk dengan pesanannya, akhirnya berakibat barang yang dijual di bazaarpun berkurang. Akhirnya mau gak mau saya sebagai ketua Kelompok Tani Elok Mekar Sari harus turun gunung, berarti harus kembali membuka buku catatan resep yang masih rapi tersimpan di lemari, baru kali ini saya mulai membaca resep lagi setelah sekian lama absen, saya tidak bisa membayangkan bila harus memasak dalam porsi besar apalagi di bulan puasa ini, hanya bisa mengandalkan feeling untuk mendapat rasa masakan yang pas di lidah semua orang. Alamak....berat sekali, sedangkan banner Kelompok Tani Elok Mekar Sari sudah terpasang dan berkibar setiap hari di depan masjid Al - Quddus berarti pantang untuk surut langkah demi kejayaan nama Kelompok Tani Elok Mekar Sari, saatnya harus beraksi di medan laga yaitu dapur. Dengan semangat juang yang tinggi, akhirnya setiap hari saya bisa mengolah lebih dari satu menu masakan, segenap tenaga dan pikiran tercurah untuk melakukan persiapan bazaar di setiap sore hari. Kehadirannya sudah mulai dilirik orang, dan tidak dipandang sebelah mata lagi, mereka mulai mengakui kepiawaian kami dalam mengolah bahan makanan yang biasa menjadi sesuatu sekali. Bahkan untuk mendapatkan sebungkus kolak pisangpun orang harus pesan terlebih dahulu, karena pada siang hari pembeli sudah datang ke rumah saya untuk membelinya, jadi kadang tak ada kolak pisang yang tersisa satupun untuk dibawa ke bazaar. Sedih juga rasanya melihat kekecewaan mereka yang terlanjur berharap mendapatkan sebungkus kolak pisang ternyata sudah habis, tapi mereka boleh pesan untuk besoknya apalagi ada yang tinggal di Semampir bahkan ada yang datang dari Sidoarjo hanya untuk mendapatkan minuman khas Ramadan tersebut. Lucunya, ada cerita dari seorang ibu yang merasa heran dengan suaminya yang begitu menyukai kolak pisang sampai ibu tadi menanyakan ke saya, dikasih jampe - jampe apa kolaknya sehingga bisa membuat orang selalu ketagihan. Untuk makanan dan kue - kue juga demikian, masing - masing mempunyai penggemar spesial sendiri sedangkan Es Soup Buah Bandung dan Es Manado yang digawangi oleh 5 Bidadari cantik dan kenes dari Kelompok Tani Elok Mekar Sari yaitu Bu Harun, Bu Yulius, Bu Thomas, Bu Bambang Evi dan Mbak Yanti menjadi minuman es paling populer yang banyak dicari dan ditunggu orang. Irisan beraneka buah disiram air gula dan susu kental manis ditambah aroma jeruk atau durian, yang sanggup menggoda semua orang yang melihat dan mencium aromanya, mereka langsung menelan air liurnya sendiri, glezzet....glezzett !!!
    Akhirnya hari terakhir kami berjualan tiba, semua berseragam batik lele, seragam kebesaran poktan elok mekar sari. Banyak pembeli yang merasa kehilangan dan berat bila kami harus mengakhiri bazaar ini, apalagi baru bertemu masakan kami lagi pada Ramadan tahun depan. Tapi bagaimanapun kami juga perlu menyiapkan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri nanti, terutama bersih - bersih rumah yang tak sempat kami lakukan menyeluruh karena kesibukan mengikuti bazaar sangat menyita waktu. Setelah selesai bazaar, kami diajak makan bebek goreng Bro di daerah Merr-C Pandugo oleh Bu Eddy sebagai acara penutupan bazaar ramadan kami. Jadi kami mengikuti bazaar ramadan selama 22 hari yaitu dari tanggal 10 Juli sampai 31 Juli 2013. Banyak kenangan dan cerita manis yang terukir di sana, yang selalu indah bila dikenangkan dan akan sulit untuk dilupakan. Marhaban Ya Ramadan !