laman

Jumat, 28 November 2014

Serundeng Jangkrik Diliput Trans TV

       Pagi ini terasa berbeda, udara masih terasa sejuk dan mendung juga terlihat ada butiran air bening di setiap ujung daun yang serasa enggan jatuh ke tanah apalagi aroma khas tanah yang basah masih keras tercium karena semalam hujan mengguyur deras disini. Saya dan Bu Ety begitu bersemangat untuk melaksanakan tugas piket hari ini, yaitu menyiram kumbung jamur, memberi makan lele, merawat jangkrik dan menyapu halaman belakang Balai RW 08, tempat Kelompok Tani Elok Mekar Sari mengerjakan berbagai budidayanya karena banyak daun kering yang jatuh berserakan diterpa angin. Bu Ety langsung mengerjakan tugas favoritnya yaitu merawat jangkrik dan memberi makan lele sedangkan saya langsung menyapu halaman karena saya paling tak suka melihat halaman yang kotor sebab membuat pikiran kusut dan tak sedap dipandang. Bunyi tanda ada sms yang masuk, sanggup memecah keheningan suasana disekeliling halaman yang sedari tadi hanya ada saya dan Bu Ety kemudian segera saya buka pesan sms tersebut, ternyata dari Mas Wahyu Trans TV, beliau yang kemarin sudah meliput kami tentang peyek jangkrik dan sekarang akan meliput lagi, yaitu serundeng jangkrik karena ditugaskan oleh kantor pusat dan berarti ini kedatangan beliau yang kedua di tempat kami sehingga kami sudah sangat familiar sekali. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menyanggupi untuk pengambilan gambar pada siang ini di halaman belakang Balai RW 08 Kelurahan Semolowaru yang sangat bernuansa pedesaan karena pada dasarnya saya tidak suka menolak pekerjaan yang ditawarkan pada saya selagi saya bisa dan mampu mengerjakannya dan akan segera saya selesaikan mengingat tugas saya tiap hari berbeda dan terkadang harus diputuskan dan dikerjakan mendadak sehingga bila tugas tersebut telah selesai, saya dapat mengerjakan lagi tugas lainnya.
        Tepat waktu yang disepakati, semua langsung mengerjakan tugasnya masing - masing yaitu saya dan Bu Agung langsung membuat perapiannya, Bu Tri dan Bu Ety menyiapkan alat -alat memasak juga bumbu - bumbu yang akan digunakan untuk membuat serundeng jangkrik sedangkan Mas Wahyu segera menyiapkan kameranya. Karena sudah beberapa kali menghadapi kamera sehingga membuat kami sudah tidak canggung lagi saat diambil gambarnya. Adegan demi adegan kami lakukan dengan lancar tanpa ada pengulangan yang berarti sehingga sesi pengambilan gambar dapat dilakukan dengan cepat. Walaupun serundeng jangkrik dimasak oleh Bu Agung ditungku kayu tapi hasilnya sangat bagus karena selain warnanya yang coklat kekuningan juga rasanya lebih lezat daripada dimasak di kompor karena ada aroma kayu terbakar di serundengnya.  
         Serundeng jangkrik dibuat oleh Bu Agung yang bermula dari usahanya yang sering mendapat pesanan nasi campur khas Bali yang ada serundengnya kemudian dicoba ditambah dengan jangkrik yang telah disangrai kering ternyata rasa serundengnya tambah gurih dan sedap sehingga sampai sekarang beliau menjual serundeng jangkrik yang sudah mulai dikenal dan diminati orang. Di toko milik Bu Agung inilah berbagai produk olahan dari anggota Kelompok Tani Elok Mekar Sari dipajang dan dijual. 

                               Persiapan Pengambilan Gambar yang Diselimuti Asap Putih
Saatnya Dilakukan Pengambilan Gambar oleh Mas Wahyu Trans TV untuk Reportase Malam ( Makanan Ekstrem )
            Hasil Serundeng Jangkrik yang Sudah Dikemas, Dijual Rp 10.000,- perbungkus
 Pengambilan Gambar dengan Model Kevin yang Mirip Anggota Boyband Asal Korea di Toko Darma Milik Bu Agung Rusmini
                                                                  Ketika Telah Usai

Kamis, 27 November 2014

Peyek Jangkrik Diliput Majalah Tempo

           Siang kemarin, kami didatangi oleh Mbak Gita bersama Mas Fully dari Majalah Tempo setelah malamnya berjanji untuk meliput peyek jangkrik dan serundeng jangkrik di tempat kami. Sengatan panas matahari, tak menyurutkan langkah mereka ke Semolowaru Elok, tempat kami tinggal karena didorong rasa penasaran mereka yang besar tentang kegiatan kami yang terbilang aneh di kota besar ini. Liputan dimulai dengan meliput serundeng jangkrik yang dibuat oleh Bu Agung atau biasa kami panggil Bu Gik sambil Mbak Gita menanyakan beberapa hal tentang budidaya jangkrik kami beserta olahan yang kami buat. Saya jelaskan bahwa bantuan budidaya jangkrik didapat Kelompok Tani Elok Mekar Sari dari Dinas Pertanian Kota Surabaya setelah mengajukan proposal permohonan bantuan budidaya jangkrik dan pada akhir tahun 2013 bantuan tersebut datang. Hasil budidaya jangkrik awalnya untuk pakan burung milik anggota kelompok hingga akhirnya ada ide untuk dijadikan isian peyek seperti halnya isian peyek yang lain yaitu kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang beras ( kacang tolo ) dan lain - lain. Ide tersebut muncul mengingat ada beberapa anggota kelompok yang punya usaha membuat peyek sehingga mereka berniat akan mencoba membuat peyek jangkrik. Mulai mencoba dengan mematikan jangkriknya hanya direbus dan langsung dicampur adonan peyek kemudian digoreng ternyata peyeknya cepat layu dan jangkriknya bau juga dicoba langsung menyangrainya di wajan tanpa minyak goreng ternyata jangkriknya berlompatan gak karuan dan setelah melalui berbagai percobaan dan upaya akhirnya ditemukan cara untuk mengolah jangkrik yang lumayan jitu yaitu jangkrik dimasukkan air hangat sebentar kemudian ditiriskan lalu disangrai sampai kering baru dibersihkan kepala dan kakinya dan langsung bisa diolah sesuai keinginan kita, misalnya : serundeng jangkrik dan bothok jangkrik.
          Tampilan jangkrik di peyek pada awalnya juga utuh, apalagi saat itu kami justru memilih jangkrik yang besar, tua, bersayap dan kakinya sudah berbulu lebat dan kami mencampurkan di adonan peyeknya utuh sehingga di peyek terlihat sangat ngeri dan geli yaitu jangkriknya menempel terlentang di peyek lengkap dengan sayap dan kaki yang berbulu tapi saat itu kami sudah berani memasarkan kemana - mana bahkan sudah beberapa kali, kami bawa ke kantor Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Surabaya yang memberikan bantuan pada kelompok kami. Bahkan Kepala Bidang Peternakan yaitu Bu Drh. Meita Irene Wowor, sangat senang dan bangga pada kami karena inovasi yang telah kami lakukan dan ketika bertemu Bapak Ir.Yayan Susyanto ( saat itu beliau menjabat Kepala Seksi Usaha dan Produksi Peternakan ) beliau banyak memberikan saran pada peyek jangkrik buatan kami, diantaranya jangkrik yang dipilih harus yang masih muda atau clondho karena banyak protein dibadannya juga jangkrik harus dibersihkan kepala juga kakinya sehingga orang tidak jijik dan ragu untuk mengkonsumsinya. Dan saran Bapak Yayan terus kami terapkan sampai sekarang dan kami bersyukur sambutan pasar semakin baik dan sekarang gampang ditemui orang makan peyek jangkrik dengan nikmatnya.
          Kemudian saya mengajak Mbak Gita ke tempat budidaya kami, tepatnya di belakang Balai RW 08 Kelurahan Semolowaru, ditempat tersebut ada budidaya jamur tiram, budidaya lele dalam kolam terpal juga budidaya jangkrik. Tempatnya yang rindang dan teduh apalagi ada suara jangkrik yang bersahutan sanggup menenangkan jiwa untuk istirahat sejenak melepas penat dan melupakan masalah. Kemudian kami menuju rumah Bu Subur yang membuat peyek jangkrik karena banyak pesanan peyek ketika sampai dirumahnya, beliau sedang menggoreng peyek dan kamipun bisa mencicipi peyek jangkrik buatan Bu Subur yang renyah. Menurut beberapa orang, rasa peyek jangkrik lebih gurih dan lezat dibandingkan peyek yang lain karena ada aroma jangkriknya yang keluar. Setelah informasi dan pengambilan gambar dirasa cukup maka Mbak Gita dan Mas Fully langsung pamit untuk melanjutkan tugasnya lagi.

Mbak Gita dan Mas Fully dari Majalah Tempo
Peyek Jangkrik Nan Gurih dan Lezat Dijual Rp 7.000,- perbungkus
Serundeng Jangkrik Dijual Rp 10.000,- perpack


Minggu, 23 November 2014

Ultah Bu Risma di Acara Pahlawan Ekonomi

          Kapas Krampung Plaza mulai pagi sudah dipadati ibu - ibu pelaku Usaha Kecil Menengah ( UKM ) se Kota Surabaya yang akan mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh panitia Pahlawan Ekonomi Surabaya, yaitu Lomba Membuat Kreasi Dompet, Lomba Membuat Kreasi Es Buah dan Lomba Gerak dan Lagu Pahlawan Ekonomi. Kelompok Tani Elok Mekar Sari mengikutsertakan 2 anggota untuk lomba tersebut yaitu Bu Ermien Setyawati ikut dalam Lomba Membuat Kreasi Dompet dan Bu Siti Tri Mulyani ikut Lomba Membuat Kreasi Es Buah sedangkan yang dipilih adalah membuat Es Buah Rumput Laut. Sebelum lomba dimulai, kami mengikuti kelas yang sesuai jenis produk kami, yaitu culinary business, home industry atau creative industry karena ada pengarahan dari para instruktur tetapi setelah kami berkumpul yang datang adalah Walikota Surabaya yaitu Bu Tri Rismaharini yang memberikan sambutannya bahwa semua orang harus terus belajar, bila tidak mau belajar berarti termasuk orang yang sombong dan yang paling dibenci Tuhan adalah orang yang sombong. Apalagi saat menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ) yang mengharuskan kita siaga untuk menjaga mutu makanan dan harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri bukan sekedar penonton saja. Dan yang terpenting menjadi orang jangan gampang mengeluh karena tidak ada yang mudah, kita harus yakin Tuhan akan memberi jalan, selama orang tersebut mau berusaha. Sedangkan dari panitia Pahlawan Ekonomi menawarkan pelatihan pada hari sabtu dan minggu jam 10.00 WIB yang bertempat di Surabaya Hotel School dan untuk mulainya, menunggu informasi dari panitia.
     Ketika Bu Risma diatas panggung dan didampingi para instruktur, semua pengunjung menyanyikan lagu ulang tahun untuk merayakan ultah ke 53 Bu Risma disertai munculnya 53 tumpeng nasi kuning lengkap dan ditaruh diatas meja. Setelah Bu Risma usai memberikan sambutannya, semua langsung menikmati menu nasi kuning yang sangat menggoda selera dengan lahap. Lombapun segera dimulai, semua terlihat serius mengerjakan tugas masing  masing dan juripun sudah mulai berkeliling, menilai hasil pekerjaan peserta lomba. Hingga tibalah saat diumumkan hasilnya dan Bu Ermien Setyowati bisa mendapatkan Juara Harapan III untuk karyanya Dompet Cantik yang berhias manik - manik sedangkan Bu Siti Tri Mulyani dengan Es Buah Rumput Laut belum berhasil meraih prestasi terbaik karena saat technical meeting dan pelatihan kreasi es buah sebelum lomba yang diadakan pada hari senin tanggal 17 November 2014 di Kapas Krampung Plaza, bertepatan dengan tawaran dari Dinas Pertanian Kota Surabaya kepada Kelompok Tani Elok Mekar Sari, termasuk Bu Siti Tri Mulyani yang menjadi instruktur untuk melatih bakso jamur tiram, tahu bakso jamur dan siomay jamur guna diberikan bagi warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly di Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan sehingga kami tidak tahu hasil pelatihan dan tips - tips yang diberikan oleh para instruktur saat itu tetapi kami tetap berusaha ikut lomba.
        Kami menyadari betapa pentingnya sebuah pelatihan dan technical meeting yang diadakan sebelum lomba karena bisa dipakai sebagai acuan saat mengikuti lomba sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Sudah dua kali, kami mengikuti lomba tanpa mengikuti technical meeting dan hasilnya sangat tidak memuaskan. Sebuah pelajaran dan pengalaman yang tidak boleh terulang lagi bila kami ingin berhasil. Kami ingin belajar pada pengalaman Bu Ermien Setyawati yang sangat rajin mengikuti pelatihan dan technical meeting sebelum mengikuti lomba sehingga beliau bisa memperoleh Juara Harapan III.

                                                     Selamat Ulang Tahun, Bu Risma
                                     Bu Siti Tri Mulyani dengan Es Buah Rumput Laut
                                        Bu Ermien Setyowati dengan Dompet Cantiknya
                                 Juara I Gerak dan Lagu Pahlawan Ekonomi, dari Krembangan