Sepucuk surat bersampul putih diserahkan pada saya oleh Penyuluh Pertanian Kecamatan Sukolilo saat menyambut tamu dari Pemprov. DKI Jakarta yang berkunjung di Kelurahan Semolowaru yang acaranya dipusatkan di Semolowaru Bahari. Tamu yang datang sekitar 60 orang yang memakai seragam batik berwarna ungu, terlihat mereka ingin segera melihat potensi dan kebersamaan warga Kelurahan Semolowaru sehingga bisa meraih salah satu Juara Nasional Lomba Gotong Royong Tahun 2013. Disela - sela acara bazar dan gelar produk, PPL kami yaitu Mas Andri menjelaskan isi surat untuk saya agar datang pada acara Upacara Hari Jadi Kota Surabaya di Halaman Taman Surya Surabaya sesuai dengan isi undangan tersebut. Berbagai rasa langsung campur aduk begitu membayangkan bagaimana cara menghadiri undangan yang datang dari Walikota Surabaya yang baru pertama kali saya dapatkan. Saat menghadapi tamu dari Jakarta, pikiran saya tetap berputar - putar seputar undangan tersebut hingga acara usai.
Esok paginya kami sudah bersiap satu jam sebelum acara dimulai karena acara tersebut pasti dimulai tepat waktu. Setengah jam sebelum acara dimulai saya, Bu Tri Mulyani, Bu Ety Iswanty sudah tiba di Taman Surya Surabaya dan segera mencari tempat yang sudah disebutkan di undangan. Kami menempati tenda besar yang menaungi para kader yang berjuang dan mengabdikan diri guna memberdayakan masyarakat dan membenahi serta menjaga lingkungannya dengan setulus hati dan segenap jiwa raga. Dan inilah yang mendapat Piagam Penghargaan dari Walikota Surabaya atas kiprah dan sepak terjang yang mereka lakukan selama ini. Sayapun sangat bersyukur karena termasuk yang mendapat Piagam Penghargaan dari Walikota Surabaya atas dedikasi saya sebagai Ketua Kelompok Tani Elok Mekar Sari. Seakan tak percaya tapi nyata sebab kerja keras saya selama ini, ternyata ada yang melihat dan menghargai yang sebelumnya tidak pernah saya membayangkan akan mendapat penghargaan dari Bu Risma, sosok yang saya idolakan dan cintai. Beliau sangat menginspirasi saya dalam bekerja apalagi disaat rasa lelah, putus asa dan bosan melanda, saya selalu ingat pesan beliau kepada saya. Penghargaan ini akan saya jadikan penyemangat saya untuk terus memajukan Kelompok Tani Elok Mekar Sari.
Sepanjang acara, hanya rasa bangga dan haru yang menyelimuti diri saya karena bisa diundang dan hadir di acara yang sangat bersejarah dan prestisius bagi warga Kota Surabaya sebab hari ini merupakan Hari Lahirnya Kota Surabaya tercinta. Hari ini juga sangat bersejarah bagi saya karena sebagai Ketua Kelompok Tani Elok Mekar Sari, keberadaan dan kiprah saya di Kelompok Tani Elok Mekar Sari, sudah diakui serta dihargai secara tertulis oleh orang nomor satu di Kota Surabaya. Kita harus bisa membuat sejarah walaupun sekecil apapun.
Tak terbayang, saya yang banyak bergelut dengan sampah, tanah, tanaman dan air kali, bisa berdiri disini. Sejak pertengahan tahun 2007, saya sudah mulai membenahi lingkungan di RT 02 RW 08 Kelurahan Semolowaru walaupun saya bukan pengurus tapi melihat keadaan lingkungan sekitar yang rusak dan tak terawat sungguh menyedihkan, terutama pinggir kali ( berem ) kondisinya sangat parah karena tanahnya banyak yang ambles serta penghijauannya sangat kurang apalagi bila malam tiba, orang takut untuk melewatinya.
Pertama yang terpikir adalah membangun berem dipinggir kali yang panjang dan menghijaukannya yang berarti butuh tanah dan bibit tanaman yang tentu saja membutuhkan dana untuk pembenahan yang tak mungkin sedikit sedangkan kas RT 02 tidak dialokasikan untuk pembenahan fisik sedangkan saya tidak ingin mencari donatur karena saya bukan siapa - siapa dan pasti banyak yang meragukan kinerja dan kesungguhan saya sedangkan suami masih tidak percaya saya akan serius mewujudkan tekad dan keinginan saya walaupun begitu saya tetap maju. Akhirnya dalam pertemuan PKK RT 02 saya mohon ibu - ibu bersedia mengumpulkan sampah keringnya yang nantinya akan saya ambil setiap minggu pagi dengan mendorong gerobak berkeliling dari rumah ke rumah atau setiap saat bisa telpon bila sampah kering sudah menumpuk dirumah mereka dan saya segera mengambilnya. Semua sampah kering dari warga dikumpulkan dan dipilah di garasi rumah saya yang sekilas rumah saya terlihat gudang sampah karena banyak tumpukan sampah yang berkarung - karung bahkan pengumpulnya juga dari RT dan RW bahkan Kelurahan lain yang mendukung usaha kami membenahi lingkungan. Selain dibantu Ibu Ketua PKK RT 02 saat itu yaitu Bu Sugiarto, saya juga mengajak ibu - ibu yang mau bekerja keras untuk membenahi kampung dengan mulai mengumpulkan dan memilah sampah. Dimulai dengan memilah sampah kering yang terkadang dikerjakan sampai dini hari, walaupun berat dan harus melawan rasa kantuk yang teramat sangat tapi seakan tak terasakan mengingat sampah kering kalau sudah dipilah harganya lebih tinggi.
Sambil terus menjual sampah kering yang dikumpulkan warga, saya putuskan mulai membangun berem yang dikerjakan siang malam bahkan untuk menghemat biaya, pengerjaannya oleh Pak Koderi yaitu satpam RT 02 dibantu Bapak Sugiarto yaitu Ketua RT 02 saat itu, beliau banyak memberikan dukungan, semangat juga kepercayaan yang tinggi pada saya dan beliau yakin saya mampu menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik. Untuk menghemat pengeluaran makan siang maka kami sengaja tidak beli tapi makanan dimasak sendiri oleh Bu Sugiarto. Rasa kuatir selalu menghantui ketika tahu persediaan bahan bangunan sudah menipis juga apalagi mendekati hari sabtu karena waktunya membayar gaji tukang, pikiran tambah tidak karuan. Tapi beruntung Pak Koderi bersedia dibayar normal walaupun kerjanya siang dan malam sedangkan Pak Sugiarto tidak mau dibayar. Karena hasil dari penjualan sampah kering dari warga kurang mencukupi maka dicari terobosan baru yang sangat ekstrem yaitu bila menjenguk tetangga yang sakit di rumah sakit, kami langsung memunguti botol plastik disitu bahkan dari bak sampah rumah sakitpun tak luput dari jamahan kami juga datang ke lapangan ketika selesai ada acara pengajian walaupun terik matahari yang menyengat, kami tetap bersemangat memunguti botol dan gelas plastik yang berserakan di lapangan tersebut dan bak - bak sampah orangpun jadi target kami bahkan di pikiran kami serasa sudah diatur yaitu dimanapun ada sampah kering yang layak dijual pasti langsung dipungut biarpun dijalan.
Seiring berjalannya waktu, wargapun melihat keseriusan kami membenahi lingkungan dari hasil menjual sampah kering akhirnya banyak warga yang terketuk hatinya untuk menjadi donatur baik berupa uang, makanan, minuman bahkan ada yang menyumbang cat untuk berem. Pengecatan berem dilakukan oleh ibu - ibu sampai selesai, bahkan kegiatan ini sempat dimuat di Jawa Pos edisi spesial Hari Kartini.
Akhirnya bangunan berem kami sudah jadi panjang dan kokoh di pinggir kali, tanahnya saya minta bantuan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sedangkan tanamannya dibantu Dinas Pertanian Kota Surabaya. Sedang perawatan tanaman yang masih kecil - kecil harus disiram dengan menimba air kali lebih dahulu saat pagi dan sore atau malam hari. Selanjutnya akhir tahun 2011 kami ditawari untuk membentuk kelompok tani oleh Penyuluh Pertanian Kecamatan Sukolilo alasannya kami sangat berpotensi dan punya keinginan yang kuat untuk maju serta tertarik pada bidang pertanian. Maka berdirilah Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang sampai sekarang sudah tidak diragukan lagi keberadaannya. Kami mempunyai anggota yang kompak dan terus berinovasi dalam membuat olahan. Tamupun banyak berdatangan baik dari instansi, perguruan tinggi, sekolah, warga Surabaya dan media untuk melihat dan belajar berbagai budidaya yang kami lakukan yaitu budidaya jamur tiram, budidaya lele di kolam terpal, budidaya jangkrik dan urban farming. Kepercayaan juga diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya kepada kami, setelah mereka melakukan monitoring dan evaluasi berkala pada kinerja Kelompok Tani Elok Mekar Sari sehingga kamipun mudah menerima bantuan.
Apa yang diraih sekarang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua dicapai dengan kerja keras dan tekad yang kuat untuk maju dengan langsung memberi contoh di lapangan sehingga orang yakin untuk mendukung program kita. Dulu, saya dikira orang setres karena sering berada di pinggir kali daripada di rumah sebab mereka sering melihat saya baik dini hari bahkan tengah malam masih mengurus tanaman dan kebersihan dipinggir kali tapi saya tidak peduli karena saya anggap itu tidak penting untuk ditanggapi dan dipikirkan karena hanya akan membuang energi saja. Bagi saya sekarang yang terpenting adalah tetap mendapat kepercayaan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya dan bagaimana mendatangkan tamu yang banyak di Kelompok Tani Elok Mekar Sari agar hasil budidaya dan produk yang dihasilkan ibu - ibu banyak dibeli para tamu.
Berem Hasil Kerja Keras Kami
Esok paginya kami sudah bersiap satu jam sebelum acara dimulai karena acara tersebut pasti dimulai tepat waktu. Setengah jam sebelum acara dimulai saya, Bu Tri Mulyani, Bu Ety Iswanty sudah tiba di Taman Surya Surabaya dan segera mencari tempat yang sudah disebutkan di undangan. Kami menempati tenda besar yang menaungi para kader yang berjuang dan mengabdikan diri guna memberdayakan masyarakat dan membenahi serta menjaga lingkungannya dengan setulus hati dan segenap jiwa raga. Dan inilah yang mendapat Piagam Penghargaan dari Walikota Surabaya atas kiprah dan sepak terjang yang mereka lakukan selama ini. Sayapun sangat bersyukur karena termasuk yang mendapat Piagam Penghargaan dari Walikota Surabaya atas dedikasi saya sebagai Ketua Kelompok Tani Elok Mekar Sari. Seakan tak percaya tapi nyata sebab kerja keras saya selama ini, ternyata ada yang melihat dan menghargai yang sebelumnya tidak pernah saya membayangkan akan mendapat penghargaan dari Bu Risma, sosok yang saya idolakan dan cintai. Beliau sangat menginspirasi saya dalam bekerja apalagi disaat rasa lelah, putus asa dan bosan melanda, saya selalu ingat pesan beliau kepada saya. Penghargaan ini akan saya jadikan penyemangat saya untuk terus memajukan Kelompok Tani Elok Mekar Sari.
Sepanjang acara, hanya rasa bangga dan haru yang menyelimuti diri saya karena bisa diundang dan hadir di acara yang sangat bersejarah dan prestisius bagi warga Kota Surabaya sebab hari ini merupakan Hari Lahirnya Kota Surabaya tercinta. Hari ini juga sangat bersejarah bagi saya karena sebagai Ketua Kelompok Tani Elok Mekar Sari, keberadaan dan kiprah saya di Kelompok Tani Elok Mekar Sari, sudah diakui serta dihargai secara tertulis oleh orang nomor satu di Kota Surabaya. Kita harus bisa membuat sejarah walaupun sekecil apapun.
Tak terbayang, saya yang banyak bergelut dengan sampah, tanah, tanaman dan air kali, bisa berdiri disini. Sejak pertengahan tahun 2007, saya sudah mulai membenahi lingkungan di RT 02 RW 08 Kelurahan Semolowaru walaupun saya bukan pengurus tapi melihat keadaan lingkungan sekitar yang rusak dan tak terawat sungguh menyedihkan, terutama pinggir kali ( berem ) kondisinya sangat parah karena tanahnya banyak yang ambles serta penghijauannya sangat kurang apalagi bila malam tiba, orang takut untuk melewatinya.
Pertama yang terpikir adalah membangun berem dipinggir kali yang panjang dan menghijaukannya yang berarti butuh tanah dan bibit tanaman yang tentu saja membutuhkan dana untuk pembenahan yang tak mungkin sedikit sedangkan kas RT 02 tidak dialokasikan untuk pembenahan fisik sedangkan saya tidak ingin mencari donatur karena saya bukan siapa - siapa dan pasti banyak yang meragukan kinerja dan kesungguhan saya sedangkan suami masih tidak percaya saya akan serius mewujudkan tekad dan keinginan saya walaupun begitu saya tetap maju. Akhirnya dalam pertemuan PKK RT 02 saya mohon ibu - ibu bersedia mengumpulkan sampah keringnya yang nantinya akan saya ambil setiap minggu pagi dengan mendorong gerobak berkeliling dari rumah ke rumah atau setiap saat bisa telpon bila sampah kering sudah menumpuk dirumah mereka dan saya segera mengambilnya. Semua sampah kering dari warga dikumpulkan dan dipilah di garasi rumah saya yang sekilas rumah saya terlihat gudang sampah karena banyak tumpukan sampah yang berkarung - karung bahkan pengumpulnya juga dari RT dan RW bahkan Kelurahan lain yang mendukung usaha kami membenahi lingkungan. Selain dibantu Ibu Ketua PKK RT 02 saat itu yaitu Bu Sugiarto, saya juga mengajak ibu - ibu yang mau bekerja keras untuk membenahi kampung dengan mulai mengumpulkan dan memilah sampah. Dimulai dengan memilah sampah kering yang terkadang dikerjakan sampai dini hari, walaupun berat dan harus melawan rasa kantuk yang teramat sangat tapi seakan tak terasakan mengingat sampah kering kalau sudah dipilah harganya lebih tinggi.
Sambil terus menjual sampah kering yang dikumpulkan warga, saya putuskan mulai membangun berem yang dikerjakan siang malam bahkan untuk menghemat biaya, pengerjaannya oleh Pak Koderi yaitu satpam RT 02 dibantu Bapak Sugiarto yaitu Ketua RT 02 saat itu, beliau banyak memberikan dukungan, semangat juga kepercayaan yang tinggi pada saya dan beliau yakin saya mampu menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik. Untuk menghemat pengeluaran makan siang maka kami sengaja tidak beli tapi makanan dimasak sendiri oleh Bu Sugiarto. Rasa kuatir selalu menghantui ketika tahu persediaan bahan bangunan sudah menipis juga apalagi mendekati hari sabtu karena waktunya membayar gaji tukang, pikiran tambah tidak karuan. Tapi beruntung Pak Koderi bersedia dibayar normal walaupun kerjanya siang dan malam sedangkan Pak Sugiarto tidak mau dibayar. Karena hasil dari penjualan sampah kering dari warga kurang mencukupi maka dicari terobosan baru yang sangat ekstrem yaitu bila menjenguk tetangga yang sakit di rumah sakit, kami langsung memunguti botol plastik disitu bahkan dari bak sampah rumah sakitpun tak luput dari jamahan kami juga datang ke lapangan ketika selesai ada acara pengajian walaupun terik matahari yang menyengat, kami tetap bersemangat memunguti botol dan gelas plastik yang berserakan di lapangan tersebut dan bak - bak sampah orangpun jadi target kami bahkan di pikiran kami serasa sudah diatur yaitu dimanapun ada sampah kering yang layak dijual pasti langsung dipungut biarpun dijalan.
Seiring berjalannya waktu, wargapun melihat keseriusan kami membenahi lingkungan dari hasil menjual sampah kering akhirnya banyak warga yang terketuk hatinya untuk menjadi donatur baik berupa uang, makanan, minuman bahkan ada yang menyumbang cat untuk berem. Pengecatan berem dilakukan oleh ibu - ibu sampai selesai, bahkan kegiatan ini sempat dimuat di Jawa Pos edisi spesial Hari Kartini.
Akhirnya bangunan berem kami sudah jadi panjang dan kokoh di pinggir kali, tanahnya saya minta bantuan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sedangkan tanamannya dibantu Dinas Pertanian Kota Surabaya. Sedang perawatan tanaman yang masih kecil - kecil harus disiram dengan menimba air kali lebih dahulu saat pagi dan sore atau malam hari. Selanjutnya akhir tahun 2011 kami ditawari untuk membentuk kelompok tani oleh Penyuluh Pertanian Kecamatan Sukolilo alasannya kami sangat berpotensi dan punya keinginan yang kuat untuk maju serta tertarik pada bidang pertanian. Maka berdirilah Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang sampai sekarang sudah tidak diragukan lagi keberadaannya. Kami mempunyai anggota yang kompak dan terus berinovasi dalam membuat olahan. Tamupun banyak berdatangan baik dari instansi, perguruan tinggi, sekolah, warga Surabaya dan media untuk melihat dan belajar berbagai budidaya yang kami lakukan yaitu budidaya jamur tiram, budidaya lele di kolam terpal, budidaya jangkrik dan urban farming. Kepercayaan juga diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya kepada kami, setelah mereka melakukan monitoring dan evaluasi berkala pada kinerja Kelompok Tani Elok Mekar Sari sehingga kamipun mudah menerima bantuan.
Apa yang diraih sekarang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua dicapai dengan kerja keras dan tekad yang kuat untuk maju dengan langsung memberi contoh di lapangan sehingga orang yakin untuk mendukung program kita. Dulu, saya dikira orang setres karena sering berada di pinggir kali daripada di rumah sebab mereka sering melihat saya baik dini hari bahkan tengah malam masih mengurus tanaman dan kebersihan dipinggir kali tapi saya tidak peduli karena saya anggap itu tidak penting untuk ditanggapi dan dipikirkan karena hanya akan membuang energi saja. Bagi saya sekarang yang terpenting adalah tetap mendapat kepercayaan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya dan bagaimana mendatangkan tamu yang banyak di Kelompok Tani Elok Mekar Sari agar hasil budidaya dan produk yang dihasilkan ibu - ibu banyak dibeli para tamu.
Berem Hasil Kerja Keras Kami
Hari Jadi Kota Surabaya di Taman Surya
Dilanjutkan Mengikuti Acara UKM di Kapas Krampung Plaza Surabaya
Ikut Lomba Packaging yang Diwakili Coklatnya Mbak Lia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar