Hari Jumat pagi, saya harus bergegas ke Kantor Kecamatan Sukolilo untuk menemui Lurah Semolowaru yang sekarang menjadi Sekretaris Camat Sukolilo yaitu Bapak Sumali, SH,. MM guna menandatangani berbagai surat - surat Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang ditujukan ke Dinas Pertanian Kota Surabaya dan instansi pemerintah yang lain. Disaat bertemu, beliau memberitahukan bahwa Kelurahan Semolowaru akan mengikuti Lomba Rujak Uleg untuk memperingati Hari Jadi Kota Surabaya yang ke 721 di Kya - Kya Kembang Jepun pada Minggu siang. Saya langsung menjanjikan akan datang bersama ibu - ibu Kelompok Tani Elok Mekar Sari untuk memberikan dukungan sepenuhnya pada penampilan tim Kelurahan Semolowaru di lomba nanti, setelah itu saya langsung pamit karena harus ke Kelurahan Semolowaru untuk minta stempel yang dibubuhkan disebelah tanda tangan Lurah Semolowaru.
Minggu siang, kami berempat segera meluncur ke lokasi lomba rujak uleg diadakan, suasana sudah rame dan riuh dengan suara musik yang membahana, sementara para peserta disibukkan menata perlengkapan rujak cingurnya sambil terus berjoged oplosan tanpa merasakan panasnya sengatan matahari di musim kemarau ini. Sedangkan tim juri sudah mulai memberikan penilaian awal dari stan ke stan yang lain. Terlihat stannya Kelurahan Semolowaru ternyata masih kosong dan belum ada aktifitas apapun alias sepi mamring, hanya terwakili 2 botol air mineral yang diletakkan panitia diatas meja. Saya sempat heran dan bingung, untuk event sebesar dan seheboh ini tidak disiapkan tim untuk menyiapkan segala sesuatu dilapangan agar tidak terjadi kekosongan stan yang sangat mungkin akan mempengaruhi penilaian para juri.
Tak berapa lama rombongan dari Kelurahan Semolowaru datang dengan mengusung kostum hantu yang dapat dilihat dengan adanya keranda jenazah, pocong, suster ngesot, tuyul, gendruwo juga vampire sang penghisap darah. Saat berjoged mengikuti lagu yang dialunkan, merekapun langsung beraksi melakukan adegan drama saat vampire akan menghisap darah seorang putri. Sebuah pemandangan yang menyeramkan sekaligus mengundang tawa karena banyak adegan lucu yang disuguhkan mereka. Lurah Semolowaru yaitu Bapak Sumali, selalu menebar senyum melihat aksi tim rujak uleg Kelurahan Semolowaru, sedangkan Camat Sukolilo yaitu Bu Kanti Budiarti tak berhenti menyalami para peserta beserta pendukungnya dari tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo. Penampilan tim Kelurahan Semolowaru yang unik, banyak mengundang fotografer, wartawan, pengunjung yang ingin berfoto dengan tokoh - tokoh sesuai pilihannya bahkan ada yang dari mancanegara. Semua larut dalam suasana pesta rakyat yang meriah walaupun udara panas dan sinar matahari sangat menyengat tapi tidak menyurutkan kehebohan acara ini, semua terus berjoged sambil menggoyangkan uleg - ulegnya di atas cobek, setelah racikan rujak ulegnya jadi segera ditempatkan dipincuk yaitu piring yang terbuat dari daun pisang sehingga rasa rujak ulegnya makin sedep dan mantep. Lebih serunya lagi, isi rujak uleg yang terdiri dari buah, sayur, tahu, tempe, cambah ditambah cingur kemudian dicampur sambel kacang dan petis, dimakan rame - rame menambah suasana penuh keakraban dan kebersamaan.
Acara ini dihadiri oleh Walikota Surabaya tercinta yaitu Bu Tri Rismaharini, beliau dielu - elukan semua peserta dan pengunjung acara akbar ini saat beliau berkeliling mengunjungi tiap - tiap stan. Walaupun tidak masuk 50 besar pilihan dewan juri tapi tim rujak uleg Kelurahan Semolowaru tetap berbesar hati dan optimis tahun depan bisa berkarya lebih baik lagi.
Minggu siang, kami berempat segera meluncur ke lokasi lomba rujak uleg diadakan, suasana sudah rame dan riuh dengan suara musik yang membahana, sementara para peserta disibukkan menata perlengkapan rujak cingurnya sambil terus berjoged oplosan tanpa merasakan panasnya sengatan matahari di musim kemarau ini. Sedangkan tim juri sudah mulai memberikan penilaian awal dari stan ke stan yang lain. Terlihat stannya Kelurahan Semolowaru ternyata masih kosong dan belum ada aktifitas apapun alias sepi mamring, hanya terwakili 2 botol air mineral yang diletakkan panitia diatas meja. Saya sempat heran dan bingung, untuk event sebesar dan seheboh ini tidak disiapkan tim untuk menyiapkan segala sesuatu dilapangan agar tidak terjadi kekosongan stan yang sangat mungkin akan mempengaruhi penilaian para juri.
Tak berapa lama rombongan dari Kelurahan Semolowaru datang dengan mengusung kostum hantu yang dapat dilihat dengan adanya keranda jenazah, pocong, suster ngesot, tuyul, gendruwo juga vampire sang penghisap darah. Saat berjoged mengikuti lagu yang dialunkan, merekapun langsung beraksi melakukan adegan drama saat vampire akan menghisap darah seorang putri. Sebuah pemandangan yang menyeramkan sekaligus mengundang tawa karena banyak adegan lucu yang disuguhkan mereka. Lurah Semolowaru yaitu Bapak Sumali, selalu menebar senyum melihat aksi tim rujak uleg Kelurahan Semolowaru, sedangkan Camat Sukolilo yaitu Bu Kanti Budiarti tak berhenti menyalami para peserta beserta pendukungnya dari tiap kelurahan di Kecamatan Sukolilo. Penampilan tim Kelurahan Semolowaru yang unik, banyak mengundang fotografer, wartawan, pengunjung yang ingin berfoto dengan tokoh - tokoh sesuai pilihannya bahkan ada yang dari mancanegara. Semua larut dalam suasana pesta rakyat yang meriah walaupun udara panas dan sinar matahari sangat menyengat tapi tidak menyurutkan kehebohan acara ini, semua terus berjoged sambil menggoyangkan uleg - ulegnya di atas cobek, setelah racikan rujak ulegnya jadi segera ditempatkan dipincuk yaitu piring yang terbuat dari daun pisang sehingga rasa rujak ulegnya makin sedep dan mantep. Lebih serunya lagi, isi rujak uleg yang terdiri dari buah, sayur, tahu, tempe, cambah ditambah cingur kemudian dicampur sambel kacang dan petis, dimakan rame - rame menambah suasana penuh keakraban dan kebersamaan.
Acara ini dihadiri oleh Walikota Surabaya tercinta yaitu Bu Tri Rismaharini, beliau dielu - elukan semua peserta dan pengunjung acara akbar ini saat beliau berkeliling mengunjungi tiap - tiap stan. Walaupun tidak masuk 50 besar pilihan dewan juri tapi tim rujak uleg Kelurahan Semolowaru tetap berbesar hati dan optimis tahun depan bisa berkarya lebih baik lagi.
Bu Meita Irene Wowor ( Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kota Surabaya ) Ketika Beraksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar