Kalau kita teliti dan diam-diam mengamati, betapa menakjubkan pertumbuhan tunas jamur sampai yang siap dipanen. Begitu indahnya sampai tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Apalagi saat di dalam kumbung jamur sudah banyak jamur tiram yang bermekaran, rasanya tak rela bila harus di panen dan dibeli orang. Inginnya bisa lebih lama bisa menikmati jamur-jamur putih yang mengembang seperti kue apem itu, tetapi tentu tidak bisa, karena kita tidak boleh telat memanennya. Apabila sudah waktunya dipanen tapi kita menundanya walaupun hanya sehari, warna jamur tiramnya akan menguning dan tak berapa lama akan kecoklatan alias busuk, sehingga tidak laku lagi bila dijual di pasaran. Dan akhirnya kita akan rugi, karena tidak ada yang mau membelinya. Pembeli akan memilih jamur tiram yang warnanya putih susu, lebar dan tebal dan tentu saja yang segar apalagi yang baru dipetik dari kumbungnya.
Sabtu sore ini, saya harus piket sendiri karena rekan piket satu tim ada yang lagi sakit dan satunya ada pelayanan doa di Griya mapan. Setiap sabtu sore, saya harus rela bermain bola voly cuma tiga set, karena saya harus piket di kelompok tani. Walaupun saya sangat hobi bermain bola voly, tetapi kalau waktunya tugas piket tidak boleh ditinggalkan. Apalagi saat bertugas sendiri, harus membasahi dalam kumbung jamur dan memanen jamur tiramnya, baik yang di dalam kumbung ataupun yang tumbuh di pot-pot, karena baglog yang plastiknya robek parah, baglognya saya buka dan isinya saya sebarkan di pot-pot sebagai pupuk tanaman, ternyata disitu bisa tumbuh jamur tiramnya dan bisa dipanen juga, lumayan untuk menambah timbangan jamur yang akan dijual. Setelah selesai memanen jamur, tugas dilanjutkan lagi untuk memberi makan lele di kolam terpal, menyiram sawi, bayam, kacang panjang, bibit terong dan tanaman toga baik yang ditanam di pot-pot maupun di lahan belakang Balai RW 08 Kelurahan Semolowaru, semua itu diakhiri dengan menyapu daun-daun mangga yang banyak berguguran karena saatnya musim berbuah. Selesai mengerjakan semua, sayapun berkemas pulang. Kebetulan orang-orang juga sudah selesai bermain voly, mereka melihat saya membawa dua kresek penuh jamur tiram yang mekar dan bertumpuk-tumpuk, mereka berniat membelinya terus ada yang minta dibuatkan dadar jagung isi jamur lagi. Dengan sangat menyesal, saya bilang bahwa jamur ini sudah dipesan tetangga saya. Merekapun mau mengerti dan pesan jamur setengah kilogram untuk diambil besok. Jamur saya taruh di Toko Darma milik Bu Agung yang juga anggota poktan elok mekar sari, untuk ditimbang, dikemas dan siap dipasarkan. Bu Agung dibantu Bu Retno menimbang beratnya satu kilogram dan langsung dimasukkan dalam plastik bening. Jamurnya langsung diserbu pembeli, ada Bu Imam, Bu Agus, Bu Nur Effendi dan Bu Koko. Terkumpulah uang dua puluh ribu rupiah, dalam waktu sekejab dagangan sudah habis. Siap-siap besok panen lagi dan jualan lagi.
Sabtu sore ini, saya harus piket sendiri karena rekan piket satu tim ada yang lagi sakit dan satunya ada pelayanan doa di Griya mapan. Setiap sabtu sore, saya harus rela bermain bola voly cuma tiga set, karena saya harus piket di kelompok tani. Walaupun saya sangat hobi bermain bola voly, tetapi kalau waktunya tugas piket tidak boleh ditinggalkan. Apalagi saat bertugas sendiri, harus membasahi dalam kumbung jamur dan memanen jamur tiramnya, baik yang di dalam kumbung ataupun yang tumbuh di pot-pot, karena baglog yang plastiknya robek parah, baglognya saya buka dan isinya saya sebarkan di pot-pot sebagai pupuk tanaman, ternyata disitu bisa tumbuh jamur tiramnya dan bisa dipanen juga, lumayan untuk menambah timbangan jamur yang akan dijual. Setelah selesai memanen jamur, tugas dilanjutkan lagi untuk memberi makan lele di kolam terpal, menyiram sawi, bayam, kacang panjang, bibit terong dan tanaman toga baik yang ditanam di pot-pot maupun di lahan belakang Balai RW 08 Kelurahan Semolowaru, semua itu diakhiri dengan menyapu daun-daun mangga yang banyak berguguran karena saatnya musim berbuah. Selesai mengerjakan semua, sayapun berkemas pulang. Kebetulan orang-orang juga sudah selesai bermain voly, mereka melihat saya membawa dua kresek penuh jamur tiram yang mekar dan bertumpuk-tumpuk, mereka berniat membelinya terus ada yang minta dibuatkan dadar jagung isi jamur lagi. Dengan sangat menyesal, saya bilang bahwa jamur ini sudah dipesan tetangga saya. Merekapun mau mengerti dan pesan jamur setengah kilogram untuk diambil besok. Jamur saya taruh di Toko Darma milik Bu Agung yang juga anggota poktan elok mekar sari, untuk ditimbang, dikemas dan siap dipasarkan. Bu Agung dibantu Bu Retno menimbang beratnya satu kilogram dan langsung dimasukkan dalam plastik bening. Jamurnya langsung diserbu pembeli, ada Bu Imam, Bu Agus, Bu Nur Effendi dan Bu Koko. Terkumpulah uang dua puluh ribu rupiah, dalam waktu sekejab dagangan sudah habis. Siap-siap besok panen lagi dan jualan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar