Hari ini benar - benar sangat melelahkan karena 2 undangan harus saya hadiri berurutan yaitu di Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal Kota Surabaya kemudian diteruskan ke Hotel Santika Premiere Surabaya untuk mengikuti Sosialisasi Monitoring Residu dengan narasumber dari Dirjen Perikanan Budidaya, Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Tugas hari ini memang tidak ada anggota yang bersedia berangkat karena kesibukan yang tak bisa ditinggalkan, antara lain ada yang sibuk mengerjakan pesanan produknya juga ada yang sudah mewakili kelompok untuk beberapa undangan dari dinas - dinas. Di Kelompok Tani Elok Mekar Sari, bila ada undangan darimanapun datangnya, semua anggota punya kesempatan dikirim baik di kantor kedinasan bahkan di hotel - hotel berbintang dengan tujuan semua bisa mengembangkan potensi di dirinya seluas - luasnya dan hasilnya, baik ilmu, pengalaman dan jaringan usaha akan ditularkan untuk anggota yang lain.
Acara di BKPPM Kota Surabaya yang mengambil tema Laporan Akhir Pemetaaan dan Pemeringkatan UMKM Industri Kreatif Berbasis Produk di Kota Surabaya dibuka oleh Kepala Bidang Kerjasama dan Promosi yaitu Bapak Witarko Agung Samudra, beliau menjelaskan bahwa pertemuan hari ini sebagai persiapan untuk melaksanakan Focus Group Discussion ( FGD ) lanjutan sedangkan tujuan diadakannya pemetaan serta perankingan UKM Kota Surabaya secara obyektif oleh Tim Universitas Airlangga Surabaya adalah untuk mengetahui UKM yang sudah masuk dalam kategori mandiri dan nantinya bisa difasilitasi kemitraan oleh BKPPM Kota Surabaya dengan pengusaha berskala lokal ataupun nasional atau BUMN dan lain - lain. Harapan BKPPM Kota Surabaya yaitu setiap RW mempunyai satu UKM yang mandiri, artinya bisa menghidupi dirinya juga lingkungannya.
Bu Shochrul Rohmatul Ajija, SE dari Tim Universitas Airlangga Surabaya yang telah melakukan survey ke UMKM produk industri kreatif memaparkan bahwa penilaian dilakukan dengan berbagai metode dan mencari profil UKM yang pemiliknya bankable, yaitu UKM yang sudah mengelola usahanya secara profesional sehingga UKM tersebut bisa diperhitungkan oleh lembaga keuangan untuk memperoleh akses modal. Beliau juga mengingatkan bahwa kelemahan UKM di pencatatan, kedisiplinan keuangan usaha dan produksi yang tidak menentu harus mulai dibenahi agar usahanya bisa maju.
Bapak Lilik dari perwakilan PT Telkom Indonesia Witel Surabaya Madura menjelaskan diluncurkannya program Kampung UKM Digital yang akan diberikan pada 4 UKM yang difasilitasi BKPPM Kota Surabaya, termasuk UKM Elok Mekar Sari bertujuan agar UKM tersebut menjadi maju, mandiri dan modern. PT Telkom akan membantu fasilitas internet, komputer beserta meja dan kursinya juga pendampingan pada UKM berupa pelatihan internet juga pendanaan yang berbentuk pinjaman bergulir. Diharapkan UKM akan memanfaatkan Teknologi Informasi sebaik - baiknya dan dapat memasarkan produknya melalui internet bahkan membuka toko online hingga omzet penjualan akan naik.
Selesai dari BKPPM Kota Surabaya langsung ke Hotel Santika Surabaya untuk mengikuti sosialisasi tentang pencemaran pada budidaya perikanan dengan materi Program Pengendalian Residu Bahan Kimia Berbahaya ( BKB ) untuk Kesejahteraan Pembudidaya dan Masyarakat dengan narasumber Bapak Dr. Reza Shah Pahlevi, Kasubdit Pengendalian Residu, Dirjen Perikanan Budidaya, Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Beliau menjelaskan masih terdeteksinya kandungan residu bahan kimia berbahaya pada produk perikanan budidaya yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Untuk itu perlu pengendalian kandungan residu bahan kimia berbahaya pada produk perikanan budidaya. Langkah - langkah mendeteksi adanya kandungan residu bahan kimia berbahaya yaitu pengambilan sampel, laboratorium, pelatihan, investigasi. tindakan perbaikan, evaluasi,pelaporan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yaitu peningkatan kesadaran dan pengetahuan juga penerapan budidaya secara baik dan benar. Sedangkan dampaknya bila program tidak dijalankan adalah berkurangnya minat masyarakat untuk membeli ikan karena mereka kuatir mengkonsumsi ikan dan bila hal ini terjadi, tentu saja akan mempengaruhi kesejahteraan pembudidaya dan masyarakat.
Pertemuan di BKPPM Kota Surabaya
Pertemuan di BKPPM Kota Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar