laman

Kamis, 27 November 2014

Peyek Jangkrik Diliput Majalah Tempo

           Siang kemarin, kami didatangi oleh Mbak Gita bersama Mas Fully dari Majalah Tempo setelah malamnya berjanji untuk meliput peyek jangkrik dan serundeng jangkrik di tempat kami. Sengatan panas matahari, tak menyurutkan langkah mereka ke Semolowaru Elok, tempat kami tinggal karena didorong rasa penasaran mereka yang besar tentang kegiatan kami yang terbilang aneh di kota besar ini. Liputan dimulai dengan meliput serundeng jangkrik yang dibuat oleh Bu Agung atau biasa kami panggil Bu Gik sambil Mbak Gita menanyakan beberapa hal tentang budidaya jangkrik kami beserta olahan yang kami buat. Saya jelaskan bahwa bantuan budidaya jangkrik didapat Kelompok Tani Elok Mekar Sari dari Dinas Pertanian Kota Surabaya setelah mengajukan proposal permohonan bantuan budidaya jangkrik dan pada akhir tahun 2013 bantuan tersebut datang. Hasil budidaya jangkrik awalnya untuk pakan burung milik anggota kelompok hingga akhirnya ada ide untuk dijadikan isian peyek seperti halnya isian peyek yang lain yaitu kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang beras ( kacang tolo ) dan lain - lain. Ide tersebut muncul mengingat ada beberapa anggota kelompok yang punya usaha membuat peyek sehingga mereka berniat akan mencoba membuat peyek jangkrik. Mulai mencoba dengan mematikan jangkriknya hanya direbus dan langsung dicampur adonan peyek kemudian digoreng ternyata peyeknya cepat layu dan jangkriknya bau juga dicoba langsung menyangrainya di wajan tanpa minyak goreng ternyata jangkriknya berlompatan gak karuan dan setelah melalui berbagai percobaan dan upaya akhirnya ditemukan cara untuk mengolah jangkrik yang lumayan jitu yaitu jangkrik dimasukkan air hangat sebentar kemudian ditiriskan lalu disangrai sampai kering baru dibersihkan kepala dan kakinya dan langsung bisa diolah sesuai keinginan kita, misalnya : serundeng jangkrik dan bothok jangkrik.
          Tampilan jangkrik di peyek pada awalnya juga utuh, apalagi saat itu kami justru memilih jangkrik yang besar, tua, bersayap dan kakinya sudah berbulu lebat dan kami mencampurkan di adonan peyeknya utuh sehingga di peyek terlihat sangat ngeri dan geli yaitu jangkriknya menempel terlentang di peyek lengkap dengan sayap dan kaki yang berbulu tapi saat itu kami sudah berani memasarkan kemana - mana bahkan sudah beberapa kali, kami bawa ke kantor Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Surabaya yang memberikan bantuan pada kelompok kami. Bahkan Kepala Bidang Peternakan yaitu Bu Drh. Meita Irene Wowor, sangat senang dan bangga pada kami karena inovasi yang telah kami lakukan dan ketika bertemu Bapak Ir.Yayan Susyanto ( saat itu beliau menjabat Kepala Seksi Usaha dan Produksi Peternakan ) beliau banyak memberikan saran pada peyek jangkrik buatan kami, diantaranya jangkrik yang dipilih harus yang masih muda atau clondho karena banyak protein dibadannya juga jangkrik harus dibersihkan kepala juga kakinya sehingga orang tidak jijik dan ragu untuk mengkonsumsinya. Dan saran Bapak Yayan terus kami terapkan sampai sekarang dan kami bersyukur sambutan pasar semakin baik dan sekarang gampang ditemui orang makan peyek jangkrik dengan nikmatnya.
          Kemudian saya mengajak Mbak Gita ke tempat budidaya kami, tepatnya di belakang Balai RW 08 Kelurahan Semolowaru, ditempat tersebut ada budidaya jamur tiram, budidaya lele dalam kolam terpal juga budidaya jangkrik. Tempatnya yang rindang dan teduh apalagi ada suara jangkrik yang bersahutan sanggup menenangkan jiwa untuk istirahat sejenak melepas penat dan melupakan masalah. Kemudian kami menuju rumah Bu Subur yang membuat peyek jangkrik karena banyak pesanan peyek ketika sampai dirumahnya, beliau sedang menggoreng peyek dan kamipun bisa mencicipi peyek jangkrik buatan Bu Subur yang renyah. Menurut beberapa orang, rasa peyek jangkrik lebih gurih dan lezat dibandingkan peyek yang lain karena ada aroma jangkriknya yang keluar. Setelah informasi dan pengambilan gambar dirasa cukup maka Mbak Gita dan Mas Fully langsung pamit untuk melanjutkan tugasnya lagi.

Mbak Gita dan Mas Fully dari Majalah Tempo
Peyek Jangkrik Nan Gurih dan Lezat Dijual Rp 7.000,- perbungkus
Serundeng Jangkrik Dijual Rp 10.000,- perpack


Tidak ada komentar:

Posting Komentar