Berbekal bondho nekat, akhirnya saya menyanggupi Bu Nani ( Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Sukolilo ) untuk berangkat pelatihan sendiri di LPPMHP Surabaya yaitu Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengendalian Dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang berkantor di Pagesangan untuk mengikuti kegiatan Introduksi Hasil Pengembangan Teknologi Olahan Berbasis Pangasius dan Jelly Fish Product. Biasanya kami mengikuti pelatihan berkelompok atau minimal 2 orang yang berangkat, tapi kali ini hanya diminta satu orang saja sehingga terasa ada sesuatu yang kurang dan hilang, beda kalau full team pasti lebih seru dan ramai. Memang saya sudah terbiasa ke Dinas Pertanian Kota Surabaya yang juga terletak di Pagesangan tapi baru kali ini ke LPPMHP, bisa dibilang pengalaman pertama. Dengan naik sepeda motor saya berangkat, tentu saja disertai hati yang berdebar - debar tak menentu, di sepanjang jalan yang super ramai begini, saya benar - benar terharu sampai tak terasa butiran air mata sudah membasahi pipi, membayangkan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ibu - ibu Kelompok Tani Elok Mekar Sari ketika mereka harus menerobos keramaian kota untuk menimba ilmu dan ketrampilan juga demi membesarkan nama Kelompok Tani Elok Mekar Sari. Ketika terik matahari membakar kulit dan saat air hujan membasahi bumi bahkan banjirpun kami lawan, untuk tetap berangkat kalau ada undangan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya atau kedinasan yang lain karena kami butuh ilmu untuk membekali diri sendiri dan bisa berbagi dengan orang lain. Misalnya saat musim hujan yang lalu, kami diundang mengikuti pelatihan di Bapak Damanhuri yang bertempat di daerah Manukan, sedangkan jarak Manukan - Semolowaru, lumayan jauh, itupun selama 4 hari berturut - turut, selain harus menerobos kemacetan yang luar biasa, juga mesti melawan banjir yang melanda Surabaya Barat. Sungguh perjuangan yang tidak kecil, butuh nyali dan tekad yang kuat, hanya niat yang tulus dan keinginan untuk maju saja yang membuat kami bisa berbuat begitu. Terus bekerja dan berkaryalah, srikandi - srikandi Kelompok Tani Elok Mekar Sari !
Tak terasa saya sudah sampai di halaman sebuah kantor di sebelah Dinas Pertanian Kota Surabaya, setelah menanyakan ternyata keliru, masih disebelahnya lagi. Sampai ditempat acara, ternyata belum dimulai, tak berapa lama akhirnya acara dimulai. Adapun susunan acaranya adalah pembukaan, Materi dan Praktek membuat Bakso, Nugget, Dendeng dari ikan Patin yang akan bertempat di Gedung Workshop Teknologi. Saat pembukaan oleh Bapak Pranoto Herlambang dijelaskan bahwa Ikan Patin sekarang mulai menjadi primadona di Indonesia, selain berpotensi ekspor karena banyaknya permintaan dari luar negeri juga banyak digemari masyarakat. Selama ini Ikan Patin dari Thailand yang banyak dijual di pasaran. Jadi kebutuhan ikan patin khususnya di Surabaya, belum terpenuhi masih harus mendatangkan dari luar Surabaya. Kemudian dilanjutkan membahas materi yang disampaikan oleh Bu Suprastiwi, tentang Pengolahan Hasil Perikanan Berbasis Pangasius atau Ikan Patin. Menurut beliau, pelatihan ini merupakan salah satu kewajiban LPPMHP sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan merupakan lembaga sertifikasi produk perikanan. Alasan memilih budidaya ikan patin yaitu mudah dibudidayakan karena tidak membutuhkan air mengalir dan dapat hidup dalam kandungan oksigen rendah serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Manfaat ikan patin yaitu mempunyai kandungan lemak lebih rendah dibanding ikan yang lain serta kandungan gizi yang berupa lemak tak jenuh sangat bagus untuk mencegah terjadinya resiko penyakit kardiovaskular dan dapat menurunkan kadar kolesterol. Setelah selesai langsung diisi dengan praktek bakso, nugget dan dendeng ikan patin di gedung workshop teknologi yang berada di lantai bawah. Untuk pembuatan bakso, kami menggunakan alat semi otomatis yaitu saat pengadukan bahan, kami menggunakan mesin sedangkan saat membuat bulatan bakso masih menggunakan tangan. Kalau nugget, daging ikan yang sudah difillet digiling dan dicampur bumbu - bumbu, lalu di taruh loyang dan dikukus, setelah matang dipotong - potong sesuai selera baru di gulingkan di tepung panir kemudian digoreng. Yang terakhir praktek dendeng ikan patin, setelah ikan patin difillet dan dipotong - potong, rendam ke dalam bumbu lalu dijemur selama 3 hari, baru menjadi dendeng. Dendeng semakin kering semakin awet tapi juga semakin alot. Lucunya walaupun dikata alot dan keras tapi tester dendeng satu piring yang disediakan, langsung diserbu peserta dan tak bersisa.
Di akhir acara, Bapak Pranoto Herlambang mengatakan bahwa Pemerintah Kota tanggap untuk memberi bantuan, kalau kita aktif dan selalu bekerja keras serta tidak mudah patah semangat. Ketika pulang banyak oleh - oleh yang kami bawa, ada nugget, bakso dan dendeng ikan patin dan tentu saja uang transpot. Serunya pelatihan kali ini !
Saatnya materi praktek membuat bakso, nugget dan dendeng ikan patin
Tak terasa saya sudah sampai di halaman sebuah kantor di sebelah Dinas Pertanian Kota Surabaya, setelah menanyakan ternyata keliru, masih disebelahnya lagi. Sampai ditempat acara, ternyata belum dimulai, tak berapa lama akhirnya acara dimulai. Adapun susunan acaranya adalah pembukaan, Materi dan Praktek membuat Bakso, Nugget, Dendeng dari ikan Patin yang akan bertempat di Gedung Workshop Teknologi. Saat pembukaan oleh Bapak Pranoto Herlambang dijelaskan bahwa Ikan Patin sekarang mulai menjadi primadona di Indonesia, selain berpotensi ekspor karena banyaknya permintaan dari luar negeri juga banyak digemari masyarakat. Selama ini Ikan Patin dari Thailand yang banyak dijual di pasaran. Jadi kebutuhan ikan patin khususnya di Surabaya, belum terpenuhi masih harus mendatangkan dari luar Surabaya. Kemudian dilanjutkan membahas materi yang disampaikan oleh Bu Suprastiwi, tentang Pengolahan Hasil Perikanan Berbasis Pangasius atau Ikan Patin. Menurut beliau, pelatihan ini merupakan salah satu kewajiban LPPMHP sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan merupakan lembaga sertifikasi produk perikanan. Alasan memilih budidaya ikan patin yaitu mudah dibudidayakan karena tidak membutuhkan air mengalir dan dapat hidup dalam kandungan oksigen rendah serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Manfaat ikan patin yaitu mempunyai kandungan lemak lebih rendah dibanding ikan yang lain serta kandungan gizi yang berupa lemak tak jenuh sangat bagus untuk mencegah terjadinya resiko penyakit kardiovaskular dan dapat menurunkan kadar kolesterol. Setelah selesai langsung diisi dengan praktek bakso, nugget dan dendeng ikan patin di gedung workshop teknologi yang berada di lantai bawah. Untuk pembuatan bakso, kami menggunakan alat semi otomatis yaitu saat pengadukan bahan, kami menggunakan mesin sedangkan saat membuat bulatan bakso masih menggunakan tangan. Kalau nugget, daging ikan yang sudah difillet digiling dan dicampur bumbu - bumbu, lalu di taruh loyang dan dikukus, setelah matang dipotong - potong sesuai selera baru di gulingkan di tepung panir kemudian digoreng. Yang terakhir praktek dendeng ikan patin, setelah ikan patin difillet dan dipotong - potong, rendam ke dalam bumbu lalu dijemur selama 3 hari, baru menjadi dendeng. Dendeng semakin kering semakin awet tapi juga semakin alot. Lucunya walaupun dikata alot dan keras tapi tester dendeng satu piring yang disediakan, langsung diserbu peserta dan tak bersisa.
Di akhir acara, Bapak Pranoto Herlambang mengatakan bahwa Pemerintah Kota tanggap untuk memberi bantuan, kalau kita aktif dan selalu bekerja keras serta tidak mudah patah semangat. Ketika pulang banyak oleh - oleh yang kami bawa, ada nugget, bakso dan dendeng ikan patin dan tentu saja uang transpot. Serunya pelatihan kali ini !
Saatnya materi praktek membuat bakso, nugget dan dendeng ikan patin