Duduk - duduk dibawah pohon mangga yang rindang merupakan kegiatan favorit ibu -ibu bila sudah selesai melaksanakan tugas piketnya. Sambil melepas lelah setelah membasahi kumbung jamur, memberi makan lele, menyiram sayuran dan membersihkan halaman, ibu - ibu duduk berjajar sambil mata memandang sekeliling halaman disertai ngobrol serius tentang kemajuan dan kekurangan kinerja Kelompok Tani Elok Mekar Sari selama ini serta jadwal pelatihan dan bazaar yang harus diikuti, juga tamu - tamu yang akan berkunjung ke poktan. Disela - sela obrolan serius pasti ada celetukan atau bahasa yang terasa asing ditelinga kita, maklum kami berasal dari berbagai kota dan pulau sehingga bermacam bahasa dan logatnya ada disini. Hebatnya, tidak ada yang tersinggung dengan bahan gurauan kami, yang ada malah tambah promo keunggulan daerahnya masing - masing. Semua ini membuat kami semakin dekat dan selalu merasa kangen bila sehari tidak ketemu.
Tiba - tiba saya merasa kurang nyaman dengan pemandangan di belakang tempat duduk kami. Tepatnya pada bangunan kolam lele yang terbuat dari terpal kami yang lumayan tinggi, dengan ukuran kolam 6 x 3 x 2 meter. Setip kami ingin turun ke dasar kolam ataupun naik ke atas kolam harus menggunakan tangga kayu, yang tidak semua ibu - ibu berani menaikinya. Terutama saya, rasanya malas sekali, kenapa hidup kok dibuat susah kalau yang mudah bisa. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan dari pembuatan kolam terpal kami. Diantaranya, kelihatan dari luar bentuk bangunannya kaku dan kokoh yang terlihat sepintas seperti bangunan benteng pertahanan zaman Jepang sehingga membuat orang malas melihat dalamnya, tingginya bangunan kolam juga membuat ibu - ibu kesulitan saat memberi makan ikan karena harus naik tangga kayu atau kursi dulu baru kelihatan ikannya. Inginnya saat memberi makan lele, kami melihat lele - lele saling berebut makanan dengan ganasnya sehingga bisa menjadi hiburan tersendiri bagi kami. Sedangkan kelebihannya kolam terpal tersebut relatif lebih aman dari pencuri ikan mengingat bangunannya yang tinggi membuat mereka akan sedikit kesulitan kalau harus menyerok ikan - ikannya. Adanya pipa paralon yang dibuat didasar kolam tujuannya untuk membuang air dikolam terpal dengan cepat dan bisa membuat ketinggian air kolam selalu terjaga karena bila air dikolam melebihi ujung atas pipa maka otomatis air akan keluar kolam lewat pipa yang sudah terpasang sehingga kolam akan terhindar dari penuhnya air yang tidak kita kehendaki. Saat santai seperti ini saya membayangkan bisa duduk - duduk sambil melihat ikan yang berenang riang didalam kolam. Sayapun usul untuk memendekkan kolam kami dan membuat kolamnya menjadi 2 buah sehingga bisa melihat ikannya dari dekat. Ternyata banyak yang mendukung pendapat saya, dan langsung kami panggil tukang yang akan mengerjakannya tanpa menunggu besoknya.
Tanggal 30 Agustus 2013, kami mulai merenovasi kolam terpal Kelompok Tani Elok Mekar Sari, pertama - tama bangunan lama dari bambu digergaji jadi 2 secara horisontal, dan dibuatlah rangka kolam sebanyak 2 buah dengan ukuran 3 x 3 meter dan tingginya 1 meter dan bangunannya terpisah. satu dengan yang lain. Rencananya memakai terpal lama yang kelihatannya masih bagus dan layak bila dipakai lagi. Akhirnya dengan segenap tenaga yang tersisa. terpalpun dicuci ibu - ibu, tidak disangka - sangka terpalnya menjadi retak - retak yang rentan bocor. Terpal lama akhirnya dipotong 2, dan dipasang dimasing - masing kolam terpal. Besoknya, terlihat ada air merembes disekitar kolam, maka kami langsung mencari sumber bocornya, ternyata sumbernya dari terpal lama yang sudah retak - retak akibat terkena cuaca panas lalu dingin juga beberapa kali kami turun kedasar kolam untuk membersihkan daun - daun mangga yang jatuh didalam kolam, pijakan kaki kami konon bisa membuat terpal bergesekan dengan kerikil - kerikil dibawah terpal kolam yang bisa berakibat goresan pada terpal dan air akan mudah merembes keluar, ditambah saat proses pencucian yang mungkin terlalu keras menggosoknya sehingga bisa memperparah kondisi terpal lama. Setelah itu kami putuskan akan membeli 2 terpal baru di Kramat Gantung. Terpal oranyepun didapat, langsung dipasang diatas terpal lama, jadi satu kolam ada 2 terpal dengan warna yang berbeda yaitu biru dan oranye, menurut kami pilihan warna terpal yang terang benderang, membuat ikan - ikannya akan terlihat jelas. Lalu diatas kolam terpal ditutup dengan paranet agar teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung, lalu kami pasangi gembok kunci, agar kolam kami aman dari tangan - tangan jahil karena lokasi kolam lele kami ditempat yang lumayan terbuka sehingga rentan dari segi keamanannya. Kamipun segera mengisi kolam dengan air setinggi 50 cm yang akan diendapkan terlebih dahulu selama beberapa hari, sebelum diisi ikan.
Sabtu malam saya, Bu Doni dan Bu Sonya berangkat ke Pasar Ikan Hias Gunung Sari karena kalau Sabtu malam suasana pasar sangat ramai dan bermacam benih ikan baru datang dari luar daerah. Kami terus berjalan melewati setiap lorong pasar, sambil melihat - lihat beragam jenis ikan yang dipajang disitu dan perlengkapan untuk memelihara ikan, ada serok, akuarium berbagai ukuran dan bentuk, batu -batuan, pasir pantai, tanaman hias di air baik yang asli maupun dari plastik, mainan, dan pakan ikan. Setelah berputar - putar kesana kemari, akhirnya ketemu penjual benih ikan lele dumbo dengan ukuran 7 cm, yang kami cari dari tadi. Plooong rasanya sudah ketemu penjual benih lele, segera kami sepakati jumlah benih lele sekaligus harganya. Untuk 2000 benih lele kami harus merogoh kocek Rp 340.000,- sedangkan pakan untuk anak lele satu karung untuk yang kualitas super dihargai Rp 300.000,- . Setelah semua keperluan didapat, kamipun segera pergi untuk segera melepas benih lele ke kolam terpal kami. Tiba di halaman belakang Balai RW 08 Semolowaru Elok, hari mulai larut, terasa udara dingin menusuk sampai ke tulang ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Dengan dibantu penerangan dari lampu senter kecil milik Bu Doni, pelan - pelan tapi pasti kami mulai melepas ikatan kantung plastik benih lele, dan mulai melepaskan benih lele ke dalam kolam terpal kami, masing - masing berisi seribu benih lele. Begitu dilepaskan ke dalam air, terlihat benih lele mulai berenang kesana kemari dengan lincahnya. Untuk pemberian makannya baru diberikan besok sorenya, begitulah kata para penjual ikan. Karena begitu asyiknya memandangi dan mengagumi setiap tingkah polah benih lele yang lucu dan menggemaskan, kami bertiga tidak sadar bahwa sekeliling kami sudah gelap gulita apalagi banyak pohon - pohon besar membuat suasana semakin sunyi senyap, hanya tiupan angin yang terasa mendesir - desir disekitar telinga kami. Begitu kami tersadar, langsung secepat kilat mengambil langkah seribu untuk segera meninggalkan halaman belakang Balai RW 08, apalagi kalau ingat cerita - cerita hantu dari orang -orang yang biasa tidur di Balai RW 08, rasanya tambah pengin lari sekencang - kencangnya tanpa menoleh ke belakang lagi.
Minggu malamnya, saya, mbak Yatik dan Bu Gik menuntaskan pekerjaan terakhir yaitu menimbang pakan lele untuk pemberian pagi dan sore harinya. Setelah ditimbang, semua dikemas dalam kantong - kantong plastik ukuran seperempat kiloan, dan dimasukkan dalam karung plastik bekas tempat beras. Ditemani jagung bakar rasa super pedas ternyata sanggup mengusir kantuk yang sempat menyerang kami bertiga, tepat jam 24.00 WIB teng, pekerjaanpun akhirnya terselesaikan dengan tuntas..tas..tas..tas dan kamipun bisa mimpi indah malam ini.
Semua pembenahan dari bidang usaha perikanan di Kelompok Tani Elok Mekar Sari, satu persatu mulai terurai dan terselesaikan. Pembenahan bangunan kolam terpal dan pengisian lele memakan waktu seminggu penuh. Kolam terpal yang semula hanya satu sekarang menjadi 2 kolam terpal yang pendek, pembenahan administrasi dan pembenahan kinerja penanggung jawab bidang usaha perikanan yang harus solid dan bisa bekerja secara team work. Semua biaya pembenahan tersebut dibiayai sepenuhnya oleh Kas Kelompok Tani Elok Mekar Sari, sebesar Rp 2.150.000,- . Sangat membanggakan sekaligus mengharukan, mengingat umur Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang belum genap 2 tahun tetapi sudah bisa mandiri di berbagai bidang usaha. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa bagi kami. Semua ini terjadi karena kerja keras semua anggota kelompok yang tak kenal lelah dan tahan banting dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun. Dukungan dan kepercayaan penuh dari keluarga, baik dari suami maupun anak - anak yang telah memberi kesempatan pada kami para ibu untuk terus mengembangkan potensi diri di luar rumah membuat kami bisa berbuat sesuatu yang berguna bagi diri sendiri juga orang lain.
Selamat bekerja untuk tim bidang usaha perikanan Kelompok Tani Elok Mekar Sari, semoga lancar dan sukses !
Model kolam terpal sebelum dilakukan pembenahan
Proses pembenahan kolam terpal
Serunya berburu benih lele di Pasar Ikan Hias Gunung Sari
Pakan lele kualitas super siap dikemas
Pengurangan sebagian air kolam terpal untuk diisi air baru
Daun asem ( sinom ) siap dibuat minuman sinom suegeerr oleh Bu Eko Supra
Tiba - tiba saya merasa kurang nyaman dengan pemandangan di belakang tempat duduk kami. Tepatnya pada bangunan kolam lele yang terbuat dari terpal kami yang lumayan tinggi, dengan ukuran kolam 6 x 3 x 2 meter. Setip kami ingin turun ke dasar kolam ataupun naik ke atas kolam harus menggunakan tangga kayu, yang tidak semua ibu - ibu berani menaikinya. Terutama saya, rasanya malas sekali, kenapa hidup kok dibuat susah kalau yang mudah bisa. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan dari pembuatan kolam terpal kami. Diantaranya, kelihatan dari luar bentuk bangunannya kaku dan kokoh yang terlihat sepintas seperti bangunan benteng pertahanan zaman Jepang sehingga membuat orang malas melihat dalamnya, tingginya bangunan kolam juga membuat ibu - ibu kesulitan saat memberi makan ikan karena harus naik tangga kayu atau kursi dulu baru kelihatan ikannya. Inginnya saat memberi makan lele, kami melihat lele - lele saling berebut makanan dengan ganasnya sehingga bisa menjadi hiburan tersendiri bagi kami. Sedangkan kelebihannya kolam terpal tersebut relatif lebih aman dari pencuri ikan mengingat bangunannya yang tinggi membuat mereka akan sedikit kesulitan kalau harus menyerok ikan - ikannya. Adanya pipa paralon yang dibuat didasar kolam tujuannya untuk membuang air dikolam terpal dengan cepat dan bisa membuat ketinggian air kolam selalu terjaga karena bila air dikolam melebihi ujung atas pipa maka otomatis air akan keluar kolam lewat pipa yang sudah terpasang sehingga kolam akan terhindar dari penuhnya air yang tidak kita kehendaki. Saat santai seperti ini saya membayangkan bisa duduk - duduk sambil melihat ikan yang berenang riang didalam kolam. Sayapun usul untuk memendekkan kolam kami dan membuat kolamnya menjadi 2 buah sehingga bisa melihat ikannya dari dekat. Ternyata banyak yang mendukung pendapat saya, dan langsung kami panggil tukang yang akan mengerjakannya tanpa menunggu besoknya.
Tanggal 30 Agustus 2013, kami mulai merenovasi kolam terpal Kelompok Tani Elok Mekar Sari, pertama - tama bangunan lama dari bambu digergaji jadi 2 secara horisontal, dan dibuatlah rangka kolam sebanyak 2 buah dengan ukuran 3 x 3 meter dan tingginya 1 meter dan bangunannya terpisah. satu dengan yang lain. Rencananya memakai terpal lama yang kelihatannya masih bagus dan layak bila dipakai lagi. Akhirnya dengan segenap tenaga yang tersisa. terpalpun dicuci ibu - ibu, tidak disangka - sangka terpalnya menjadi retak - retak yang rentan bocor. Terpal lama akhirnya dipotong 2, dan dipasang dimasing - masing kolam terpal. Besoknya, terlihat ada air merembes disekitar kolam, maka kami langsung mencari sumber bocornya, ternyata sumbernya dari terpal lama yang sudah retak - retak akibat terkena cuaca panas lalu dingin juga beberapa kali kami turun kedasar kolam untuk membersihkan daun - daun mangga yang jatuh didalam kolam, pijakan kaki kami konon bisa membuat terpal bergesekan dengan kerikil - kerikil dibawah terpal kolam yang bisa berakibat goresan pada terpal dan air akan mudah merembes keluar, ditambah saat proses pencucian yang mungkin terlalu keras menggosoknya sehingga bisa memperparah kondisi terpal lama. Setelah itu kami putuskan akan membeli 2 terpal baru di Kramat Gantung. Terpal oranyepun didapat, langsung dipasang diatas terpal lama, jadi satu kolam ada 2 terpal dengan warna yang berbeda yaitu biru dan oranye, menurut kami pilihan warna terpal yang terang benderang, membuat ikan - ikannya akan terlihat jelas. Lalu diatas kolam terpal ditutup dengan paranet agar teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung, lalu kami pasangi gembok kunci, agar kolam kami aman dari tangan - tangan jahil karena lokasi kolam lele kami ditempat yang lumayan terbuka sehingga rentan dari segi keamanannya. Kamipun segera mengisi kolam dengan air setinggi 50 cm yang akan diendapkan terlebih dahulu selama beberapa hari, sebelum diisi ikan.
Sabtu malam saya, Bu Doni dan Bu Sonya berangkat ke Pasar Ikan Hias Gunung Sari karena kalau Sabtu malam suasana pasar sangat ramai dan bermacam benih ikan baru datang dari luar daerah. Kami terus berjalan melewati setiap lorong pasar, sambil melihat - lihat beragam jenis ikan yang dipajang disitu dan perlengkapan untuk memelihara ikan, ada serok, akuarium berbagai ukuran dan bentuk, batu -batuan, pasir pantai, tanaman hias di air baik yang asli maupun dari plastik, mainan, dan pakan ikan. Setelah berputar - putar kesana kemari, akhirnya ketemu penjual benih ikan lele dumbo dengan ukuran 7 cm, yang kami cari dari tadi. Plooong rasanya sudah ketemu penjual benih lele, segera kami sepakati jumlah benih lele sekaligus harganya. Untuk 2000 benih lele kami harus merogoh kocek Rp 340.000,- sedangkan pakan untuk anak lele satu karung untuk yang kualitas super dihargai Rp 300.000,- . Setelah semua keperluan didapat, kamipun segera pergi untuk segera melepas benih lele ke kolam terpal kami. Tiba di halaman belakang Balai RW 08 Semolowaru Elok, hari mulai larut, terasa udara dingin menusuk sampai ke tulang ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Dengan dibantu penerangan dari lampu senter kecil milik Bu Doni, pelan - pelan tapi pasti kami mulai melepas ikatan kantung plastik benih lele, dan mulai melepaskan benih lele ke dalam kolam terpal kami, masing - masing berisi seribu benih lele. Begitu dilepaskan ke dalam air, terlihat benih lele mulai berenang kesana kemari dengan lincahnya. Untuk pemberian makannya baru diberikan besok sorenya, begitulah kata para penjual ikan. Karena begitu asyiknya memandangi dan mengagumi setiap tingkah polah benih lele yang lucu dan menggemaskan, kami bertiga tidak sadar bahwa sekeliling kami sudah gelap gulita apalagi banyak pohon - pohon besar membuat suasana semakin sunyi senyap, hanya tiupan angin yang terasa mendesir - desir disekitar telinga kami. Begitu kami tersadar, langsung secepat kilat mengambil langkah seribu untuk segera meninggalkan halaman belakang Balai RW 08, apalagi kalau ingat cerita - cerita hantu dari orang -orang yang biasa tidur di Balai RW 08, rasanya tambah pengin lari sekencang - kencangnya tanpa menoleh ke belakang lagi.
Minggu malamnya, saya, mbak Yatik dan Bu Gik menuntaskan pekerjaan terakhir yaitu menimbang pakan lele untuk pemberian pagi dan sore harinya. Setelah ditimbang, semua dikemas dalam kantong - kantong plastik ukuran seperempat kiloan, dan dimasukkan dalam karung plastik bekas tempat beras. Ditemani jagung bakar rasa super pedas ternyata sanggup mengusir kantuk yang sempat menyerang kami bertiga, tepat jam 24.00 WIB teng, pekerjaanpun akhirnya terselesaikan dengan tuntas..tas..tas..tas dan kamipun bisa mimpi indah malam ini.
Semua pembenahan dari bidang usaha perikanan di Kelompok Tani Elok Mekar Sari, satu persatu mulai terurai dan terselesaikan. Pembenahan bangunan kolam terpal dan pengisian lele memakan waktu seminggu penuh. Kolam terpal yang semula hanya satu sekarang menjadi 2 kolam terpal yang pendek, pembenahan administrasi dan pembenahan kinerja penanggung jawab bidang usaha perikanan yang harus solid dan bisa bekerja secara team work. Semua biaya pembenahan tersebut dibiayai sepenuhnya oleh Kas Kelompok Tani Elok Mekar Sari, sebesar Rp 2.150.000,- . Sangat membanggakan sekaligus mengharukan, mengingat umur Kelompok Tani Elok Mekar Sari yang belum genap 2 tahun tetapi sudah bisa mandiri di berbagai bidang usaha. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa bagi kami. Semua ini terjadi karena kerja keras semua anggota kelompok yang tak kenal lelah dan tahan banting dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun. Dukungan dan kepercayaan penuh dari keluarga, baik dari suami maupun anak - anak yang telah memberi kesempatan pada kami para ibu untuk terus mengembangkan potensi diri di luar rumah membuat kami bisa berbuat sesuatu yang berguna bagi diri sendiri juga orang lain.
Selamat bekerja untuk tim bidang usaha perikanan Kelompok Tani Elok Mekar Sari, semoga lancar dan sukses !
Model kolam terpal sebelum dilakukan pembenahan
Proses pembenahan kolam terpal
Serunya berburu benih lele di Pasar Ikan Hias Gunung Sari
Pakan lele kualitas super siap dikemas
Pengurangan sebagian air kolam terpal untuk diisi air baru
Daun asem ( sinom ) siap dibuat minuman sinom suegeerr oleh Bu Eko Supra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar