laman

Jumat, 25 Maret 2016

Kegagalan di Lomba Urban Farming Sayuran 2016

         Acara puncak yang banyak dinantikan dan ditunggu dari peserta lomba urban farming sayuran 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya dan Bambusa Forest Indonesia ( Bafi ) akhirnya digelar di ruang pertemuan Dinas Pertanian Kota Surabaya. Dari seluruh 31 kecamatan di Surabaya yang ikut lomba dalam perjalanannya banyak yang berguguran hingga tinggal 26 kecamatan yang mengikuti babak final.
        Susunan acara yaitu sambutan Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya, sambutan dari perwakilan Komisi C DPRD Kota Surabaya, Sambutan Direktur Bafi, pengumuman lomba urban farming sayuran 2016 kemudian diakhiri dengan demo membuat olahan hasil panen. Diawali dengan sambutan Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan yaitu Bapak Ir. Satrio Eko Wibowo yang menjelaskan bahwa lomba ini menggunakan anggaran Dinas Pertanian Kota Surabaya yang diawali dengan kegiatan workshop pada tahun 2015 yaitu pelatihan dan penjurian yang diikuti 31 kelompok perwakilan dari 31 kecamatan se - Kota Surabaya. Nantinya akan ditetapkan juaranya dan untuk semua kelompok yang ikut berperan serta akan diberikan sertifikat. Dilanjutkan sambutan dari anggota DPRD Kota Surabaya Komisi C yaitu Bapak Vinsensius Awey yang mengingatkan bahwa lahan pertanian di Surabaya lama kelamaan akan habis karena digunakan untuk perumahan dan lain - lain hingga banyak hal yang harus dilakukan untuk tetap mempertahankan sektor pertanian yang salah satunya dengan adanya program urban farming yang terus digalakkan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya. Sedangkan Bapak Anton dari Bafi sangat mengharapkan setiap kecamatan mempunyai satu produk unggulan dan kegiatan ini harus mengutamakan kebersamaan dengan mengesampingkan ego masing - masing yang bisa membuat usaha kita akan berhasil. Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya yaitu Bapak Ir. Joestamadji, M.Si memberikan ilmu ringan dalam bercocok tanam yang telah berhasil baik, seperti yang sudah diajarkan turun temurun dalam keluarganya apalagi beliau juga seorang sarjana pertanian yaitu ilmu ganjil ganep jadi kalau menanam tanaman yang panennya diambil dari atas maka itungan weton jawanya harus ganjil, misalnya senin pon yang jumlahnya 11 dan bila menanam tanaman yang panennya diambil dari bawah maka itungannya ganep, misal selasa pon yang jumlahnya 10.
        Sebagai pemenang lomba urban farming sawi adalah Kecamatan Semampir yang tanaman sawinya sangat subur dan gemuk dan ternyata perawatannya sangat istimewa seperti merawat bayi yaitu bila kepanasan atau kehujanan cepat - cepat dimasukkan rumah juga pemberian nutrisi yang tepat dan hebatnya mereka bisa membuat ramuan nutrisi sendiri hingga mereka sangat pantas menjadi juara.
         Acara diakhiri dengan demo membuat jus sehat dan berkhasiat yaitu jus sawi dicampur pisang yang menghasilkan rasa seperti buah alpokat yang tentu saja bila komposisi bahannya pas. Demo tersebut diperagakan oleh Bapak Anton. Beliau berharap bahwa sesudah lomba ini berakhir, semua peserta berusaha meningkatkan harga jual sawi yaitu diolah dengan kreatif dan inovatif menjadi olahan yang menarik hingga banyak diminati masyarakat.

                    Sawi Sendok Elok Mekar Sari yang Baru Ditanam dan Kurang Nutrisi 
Sawi Sendok Jawara
Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pertanian Kota Surabaya ( Bapak Ir. Satrio Eko Wibowo ) 
Bapak Vinsensius Awey, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya 
Bapak Antonius P Wigig dari Bafi
Bapak Ir. Joestamadji, M.Si ( Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya )
Membuat Jus Sawi Rasa Alpokat, Duh...Suegerrr
Bazar Elok Mekar Sari yang Laris Manis Diserbu Pembeli
Ketika Acara Berakhir..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar