Minggu pagi, selepas subuh tim piket Hari Sabtu langsung bersiap kerja mengurus 4 budidaya milik Kelompok Tani Elok Mekar Sari, yaitu budidaya jamur, budidaya lele dalam kolam terpal, budidaya jangkrik dan urban farming. Tim saya memang memilih mulai piket selepas subuh, karena suasana yang senyap juga udara terasa segar membuai apalagi satu dua tetesan embun masih begitu terasa saat dinginnya mendarat di kulit. Pokoknya piket di pagi buta lebih bersemangat daripada kedahuluan datangnya sang surya, panasnya terasa menyengat hingga rasa malas yang datang. Kebetulan diantara anggota tim piket saya, ada yang punya toko sehingga bila piketnya dilakukan lebih awal, maka jam 06.00 WIB tugas sudah selesai, langsung sudah bisa membuka tokonya. Kalau saya sangat menikmati suasana pagi buta atau malam gulita di kebun Kelompok Tani Elok Mekar Sari, saat duduk santai dibawah pohon sawo yang rindang sambil mendengarkan alunan musik persembahan dari alam yaitu gemerisik bunyi dedaunan yang saling bergesekan diselingi suara jangkrik yang bersahut - sahutan, membuat pikiran saya melayang dan membayangkan berada di kampung halaman yang selalu saya rindukan.
Seminggu yang lalu, ibu - ibu bekerja keras dari pagi untuk menyortir ikan lele yang besar dan memisahkan dengan yang kecil kemudian masing - masing ditempatkan dalam kolam yang berbeda. Hal tersebut dilakukan agar yang besar tidak makan yang kecil dan nantinya ketika panen, hasil ikan yang diperoleh sama besar.
Minggu pagi, ketika piket dengan Bu Koko, kami berniat mengurangi air kolam karena airnya sudah keruh dan agak berbau, dengan memakai timba kami langsung menguras air kolam. Lama - lama lengan tangan mulai terasa pegal, nafas sudah tersengal - sengal dan perut sudah melilit karena belum terisi apapun, langsung saya sms pengurus Seksi Perikanan untuk membantu kami. Setelah mereka datang dan melihat ke lokasi, mereka langsung menyarankan di panen saat ini juga karena sudah banyak yang bersedia membeli dan sekilo ikan sudah berisi 12 ekor lele. Pesta panenpun dimulai, setelah air kolam tinggal sedikit, Bu Imam langsung turun ke dalam kolam dan menyerok ikan sedangkan saya meneruskan menimba air kolam sampai habis. Bu Eddy sudah siap di pinggir kolam untuk menerima serok yang penuh ikan lele dan langsung dimasukkan ke dalam timba besar. Bu Djajat dan Mbak Lia dengan cekatan membersihkan lele, setelah bersih lalu ditimbang masing - masing 1 kilo dan dibungkus tas plastik. Tugas Bu Koko memasarkan lele tersebut dengan cara menawarkan ke warga perumahan Semolowaru Elok, kami membuat penawaran yang sangat menarik yaitu lele yang sudah dibersihkan siap diantar sampai rumah dengan harga Rp 17.000,- harga tersebut di bawah harga pasar. Harapan kami, kami senang dan pembelipun puas dengan pelayanan kami. Dalam waktu sekejab 25 kg lele, habis terjual dengan sukses.
Saya baru tersadar setelah semua sudah dibersihkan, ternyata semua lupa tidak menyisihkan untuk saya, walaupun sedih karena tidak bisa menikmati lauk lele goreng dengan sambal pencit podang hasil budidaya sendiri tapi masih ada satu kolam lagi yang sebentar lagi siap dipanen. Bu Imam yang masih berada di dasar kolam, sibuk membersihkan kolam serta mengisi air kembali dan kolam terpalpun siap diisi benih ikan lele lagi. Kamipun merasakan nikmatnya berbudidaya lele dalam kolam terpal.
Proses Pemisahan Ikan Lele
Tidak ada komentar:
Posting Komentar