Saat mudik lebaran sudah dekat, yang terbayang adalah nasib budidaya kami saat kami tinggal pergi selama satu minggu. Budidaya di Kelompok Tani Elok Mekar Sari setiap hari dikerjakan oleh regu piket yang bergiliran kerjanya. Untunglah ada seorang anggota yang di rumah saja saat mudik lebaran karena beliau paling dituakan dalam keluarganya sehingga semua sanak saudara akan mengunjungi untuk bersilaturahmi saat lebaran nanti. Dengan begitu Bu Retno bisa merawat budidaya kami walaupun tidak setiap hari, tapi budidaya jamur harus mendapat perhatian ekstra karena saat ini sedang puncaknya panen yaitu panen setiap hari, pagi dan sore dan hasil panennya harus cepat dipasarkan agar tidak busuk. Kalau harus disimpan, lemari es di rumah Bu Retno tentu tidak cukup karena menjelang hari raya, lemari es penuh berisi persediaan makanan untuk persiapan menjamu tamu. Akhirnya Bu Retno menitipkan jamur di tempat Bu Gik dan Bu Koko, itupun tempatnya tidak muat lagi menampung hasil panen jamur. Yang lebih menyedihkan kami harus merelakan 7 kilogram jamur yang dibuang karena tidak ada tempat lagi untuk menyimpannya.
Sekembalinya dari mudik sudah dihadapkan kenyataan bahwa ada 20 kilogram jamur dalam kondisi beku yang masih tersimpan di lemari es Bu Gik dan Bu Koko padahal lemari es mereka juga dipakai jualan es dan menyimpan bahan - bahan untuk usaha kateringnya. Akhirnya saya sebarkan sms ke seluruh anggota kelompok bahwa sudah dibentuk Kelompok Penusuk Sate Jamur ( POKSUKTE ) yang diketuai oleh Bu Giarto. Tujuannya untuk mengembangkan hasil budidaya jamur yang biasanya dijual mentah sekarang dijual dalam bentuk olahan yang tentu saja membutuhkan tenaga kerja dengan memberdayakan anggota kelompok untuk menusuk sate karena peluang pasarnya sangat luas dan terbuka lebar. Ketentuannya adalah bagi anggota yang mau menusuk sate jamur sudah disiapkan jamur yang sudah dikukus dan tusuk satenya, satu tusuk sate dihargai Rp 100,-. Uangnya bisa diambil langsung atau dapat disimpan dulu. Bu Nani Sri Hestuti, A. Pi, beliau sekarang koordinator PPL di 9 kecamatan, beliau juga yang membidani lahirnya Kelompok Tani Elok Mekar Sari, setelah menerima sms dari saya tentang rencana pembentukan Poksukte, beliau sangat antusias dan bangga karena ada saja terobosan yang kami lakukan untuk memecahkan persoalan dan beliau sangat mendukung kegiatan ini.
Ternyata, banyak anggota yang merespon kegiatan ini sehingga hari ini langsung ada yang sudah siap menusuk sate. Penusukan sate bisa dikerjakan di mana saja bahkan bisa dibawa pulang. Tapi tempat favorit menusuk sate adalah di depan tokonya Bu Gik karena bisa dikerjakan sambil ngobrol bareng ibu - ibu sehingga tak terasa capek dan jenuh. Setelah jadi, disetor ke Bu Gik kemudian dicatat dibuku tentang jumlah hasil tusukannya, setelah itu uang bisa diambil langsung atau sesuai permintaan penusuk sate.
Akhirnya persediaan 20 kilogram jamur bisa ditusuk semua dan siap diolah menjadi sate kebetulan di bulan syawal ini banyak acara seperti Halal Bihalal di tingkat RT sampai Kelurahan yang memesan sate jamur kami sehingga kami tambah semangat menusuk sate lagi dan tentu saja dapat menambah pendapatan keluarga.
Sekembalinya dari mudik sudah dihadapkan kenyataan bahwa ada 20 kilogram jamur dalam kondisi beku yang masih tersimpan di lemari es Bu Gik dan Bu Koko padahal lemari es mereka juga dipakai jualan es dan menyimpan bahan - bahan untuk usaha kateringnya. Akhirnya saya sebarkan sms ke seluruh anggota kelompok bahwa sudah dibentuk Kelompok Penusuk Sate Jamur ( POKSUKTE ) yang diketuai oleh Bu Giarto. Tujuannya untuk mengembangkan hasil budidaya jamur yang biasanya dijual mentah sekarang dijual dalam bentuk olahan yang tentu saja membutuhkan tenaga kerja dengan memberdayakan anggota kelompok untuk menusuk sate karena peluang pasarnya sangat luas dan terbuka lebar. Ketentuannya adalah bagi anggota yang mau menusuk sate jamur sudah disiapkan jamur yang sudah dikukus dan tusuk satenya, satu tusuk sate dihargai Rp 100,-. Uangnya bisa diambil langsung atau dapat disimpan dulu. Bu Nani Sri Hestuti, A. Pi, beliau sekarang koordinator PPL di 9 kecamatan, beliau juga yang membidani lahirnya Kelompok Tani Elok Mekar Sari, setelah menerima sms dari saya tentang rencana pembentukan Poksukte, beliau sangat antusias dan bangga karena ada saja terobosan yang kami lakukan untuk memecahkan persoalan dan beliau sangat mendukung kegiatan ini.
Ternyata, banyak anggota yang merespon kegiatan ini sehingga hari ini langsung ada yang sudah siap menusuk sate. Penusukan sate bisa dikerjakan di mana saja bahkan bisa dibawa pulang. Tapi tempat favorit menusuk sate adalah di depan tokonya Bu Gik karena bisa dikerjakan sambil ngobrol bareng ibu - ibu sehingga tak terasa capek dan jenuh. Setelah jadi, disetor ke Bu Gik kemudian dicatat dibuku tentang jumlah hasil tusukannya, setelah itu uang bisa diambil langsung atau sesuai permintaan penusuk sate.
Akhirnya persediaan 20 kilogram jamur bisa ditusuk semua dan siap diolah menjadi sate kebetulan di bulan syawal ini banyak acara seperti Halal Bihalal di tingkat RT sampai Kelurahan yang memesan sate jamur kami sehingga kami tambah semangat menusuk sate lagi dan tentu saja dapat menambah pendapatan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar